Pemerintah melalui PT Angkasa Pura I (Persero) akan membangun Bandara Internasional Baru Yogyakarta di Kulonprogo (NYIA) yang nantinya akan menjadi pintu masuk utama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y) melalui udara. Dalam proses pembangunannya, PT Angkasa Pura I (Persero) juga mempersiapkan NYIA sebagai wajah baru Yogyakarta yang menjunjung tinggi kearifan lokal.
Pembangunan bandara NYIA yang berkapasitas 15 juta penumpang per tahun itu diharapkan dapat meningkatkan peredaran uang di Yogyakarta yang saat ini mencapai sebesar Rp 330 miliar dalam satu bulan dan menaikkan jumlah peluang usaha dan serapan tenaga kerja baru sebesar 165.000 orang.
Kehadiran bandara NYIA ini akan berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta secara keseluruhan karena lokasi infrastruktur baru ini berada di kawasan pinggiran—sehingga dapat menjangkau kawasan Kulonprogo, Bantul, Sleman dan Purworejo.
Untuk wajah baru Yogyakarta ini, PT Angkasa Pura I (Persero) merancang NYIA sebagai bandara internasional yang modern dengan nuansa kearifan lokal. Dari segi arsitektur, kearifan lokal ini diaplikasikan dalam tema batik kawung pada bagian atap kaca bandara. PT Angkasa Pura I (Persero) juga mempersiapkan aneka produk kesenian batik truntum sebagai penghias dan tanda-tanda penunjuk arah di kawasan terminal.
Pembangunan bandara NYIA yang tahap I akan dilaksakan pada 2020-2031 di atas lahan 130 ribu meter persegi ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat pengguna transportasi udara. Data survei Customer Satisfaction Index yang dilaksanakan oleh INACA pada lima tahun terakhir (2013-2017) menunjukkan bahwa kunjungan keluarga, dinas dan wisata menjadi tiga besar tujuan perjalanan penumpang di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. Sementara kunjungan dengan tujuan perjalanan wisata pada 2017 meningkat jika dibandingkan 2016, yaitu dari 19% menjadi 28%.
Saat ini, Bandara Internasional Adisutjipto menjadi gerbang masuk utama transportasi udara ke Provinsi D.I Yogyakarta. Peningkatan jumlah kunjungan ke Yogyakarta melalui transportasi udara terus meningkat pada setiap tahunnya dan menjadikannya sebagai bandara tersibuk ke-3 di Pulau Jawa. Menurut data PT Angkasa Pura I (Persero), jumlah penumpang yang melalui bandara ini pada 2017 mencapai 7,8 juta orang yang terdiri dari 7,3 juta penumpang domestik dan 472 ribu penumpang mancanegara. Sementara itu Bandara Internasional Adisutjipto saat ini memiliki keterbatasan dalam kapasitas parkir pesawat (apron), gedung terminal, dan panjang landasan pacu.
“Saya menyadari bahwa jumlah penumpang melonjak tinggi di Bandara Adisutjipto sehingga jumlah pergerakan pesawat juga meningkat. Namun, bandara ini mempunyai keterbatasan dalam hal movement dan tempat parkir pesawat. Saya minta semua pihak bersabar dan tetap bekerja dan
beraktivitas sesuai aturan penerbangan yang berlaku,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso, beberapa waktu lalu.
Senada dengan Agus, General Manager Angkasa Pura I cabang Yogyakarta, Agus Pandu Purnama mengatakan, “Kami sangat berharap Bandara Baru Yogyakarta segera dapat terwujud guna memberikan kemanfaatan dari segi sosial dan ekonomi untuk masyarakat Kulonprogo dan Yogyakarta secara umum. Oleh karena itu kami menghimbau kepada warga untuk dapat bekerja sama mewujudkan cita-cita besar ini.”