Melalui logo Beautiful Malang, Pemerintah Switzerland van Java ingin membangun awareness Malang sebagai kota yang indah, dikelilingi gunung, nyaman sebagai hunian dan tempat belajar, serta kaya akan warisan budaya dan kuliner. Apa kata pakar branding tentang “Beautiful Malang” ini?
Setidaknya ada dua julukan populer yang disandang Kota Malang, Jawa Timur, yaitu Switzerland van Java—karena dikelilingi gunung-gunung (Kawi, Arjuno, Bromo dan Semeru)–dan Paris van Oost-Java—karena keindahan alamnya yang mempesona. Udaranya yang sejuk, lingkungan tertata, dan masyarakatnya yang ramah menjadikan kota ini masuk dalam kategori Kota Layak Huni di Tanah Air. Potensi ini lebih dikemas oleh Pemerintah Kota Malang dengan tagline Beautiful Malang.
Beautiful Malang mengandung arti Kota Malang yang memiliki keindahan dan menawarkan pesona wisata yang sangat menarik, menyenangkan, dan nyaman. Diluncurkan pada 2016, logo ini menggantikan Malang Asoy yang diluncurkan pada 2009 dan sebelumnya Welcoming Malang City yang diperkenalkan pada 2006.
City branding Kota Malang merupakan program berkesinambungan, didukung oleh semua pemangku kepentingan kota Apel yang terdiri dari Pemerintah Kota (Pemkot), para pengusaha, berbagai komunitas, dan masyarakat Kota Malang pada umumnya. Melalui branding ini, Pemkot Malang memperkenalkan semua potensi kota yang menonjol, mulai dari keindahan alamnya, kebudayaannya, dan keramahtamahan masyarakatnya. Harapannya, melalui branding ini Kota Malang dapat menggaet wisatawan lokal dan mancanegara.
“Saya mengharapkan dukungan warga untuk memperkuat branding city ini. Semua SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), misalnya, saya mintakan di setiap mobil dinasnya ditempeli stiker branding city Beautiful Malang,” kata WalikotaMalangMochAnton.
Pariwisata merupakan sektor primadona karena selain dapat menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang, juga berpotensi mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakatnya—karena bisa menciptakan peluang usaha, terutama di bidang hospitality danindustri oleh-oleh dan cinderamata.
Sebagai kota tujuan (destinasi) wisata, Kota Malang memiliki banyak lokasi wisata yang terkenal dengan keindahan alamnya, mulai dari wisata pantai, wisata agribisnis (khususnya kebun apel), wisata pegunungan, sampai ke wisata air terjun seperti: air terjun Coban Glotek yang lingkungannya masih asri; wisata air terjun Coban Sumber Pitu Tumpang di Desa Duwetkrajan, Kecamatan Tumpang; Grojogan Sewu di Dusun Tretes Desa BendosariPujon; pantai Batu Bengkung yang terletak di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan; Pantai Bowele di Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo; dan yang paling hits adalah Gunung Bromo yang tersohor ke Mancanegara. Atau ada juga destinasi wisata sejarah dan budaya seperti candi-candi.
Destinasi kuliner juga menjadi magnet Kota Malang bagi wisatawan. Kota berpenduduk sekitar 1 juta jiwa ini memiliki depot-depot kuliner lezat. Panganan khas yang terkenal mudah ditemukan, seperti Bakso Presiden, Bakso Bakar Pak Man, Rawon Rampal, Rawon Nguling, Orem-Orem, hingga camilan oleh-oleh seperti kue pia hasil olahan produk pertanian lokal apel Malang. Berbagai event dan festival kuliner dan budaya pun rutin digelar untuk mendatangkan wisatawan domestik dan mancanegara.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni, seni budaya merupakan potensi destinasi wisata Kota Malang juga. Oleh karena itu, pembinaan dan penampilan seniman-seniman melalui event, rutin dilakukan. “Sejumlah event secara bergiliran akan kami gelar, yaitu antara lain Pentas Seni Kuda Lumping, Tari Topeng, seni musik Patrol sampai Festival Kuliner.” Events ini, katanya, sangat penting untuk melestarikan tradisi budaya. “Karena jika mereka hanya berlatih dan keterampilan seni mereka tidak ditampilkan di dalam sebuah pergelaran, tentu passion mereka akan surut. Nah di sinilah tugas Pemerintah, untuk memberikan fasilitas,” ujarnya.
Banyaknya lembaga pendidikan—mulai dari sekolah dasar sampai universitas, juga membawa Kota Malang sejajar dengan Yogyakarta sebagai Kota Pelajar. Karena itu, Kota Malang pun sukses menjadi salah satu destinasi pendidikan favorit. Tercatat, ada sekitar 50 universitas dan sekolah tinggi di sini, seperti Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, hingga Sekolah Tinggi Al Kitab Nusantara. “Kami ingin memposisikan diri sebagai kota yang indah, layak menjadi kota hunian dan belajar, memiliki banyak sekali heritage serta bermacam kuliner. Potensi inilah menjadi Beautiful Malang pantas dijadikan branding city,” sambung Ida.
Upaya promosi dilakukan melalui websitewww.budpar.malangkota.go.id maupun melalui socialmedia Facebook, dan Twitter. Agar edukasi semakin luas, Pemkot Malang mengembangkan aplikasi smartphone bernama “MalangMenyapa.” Aplikasi yang didanai oleh APBD untuk mempromosikan pariwisata Kota Malang ini memuat informasi lengkap mengenai destinasi wisata dengan peta lokasi dan petunjuk arah, promo paket wisata, dan berita-berita seputar Kota Malang.
Aplikasi ini memiliki fitur yang mudah digunakan, dengan tujuh ikon wisata di dalamnya, yaitu Destinasi Perbelanjaan, Makanan, Hotel, Wisata, Cinderamata, dan Hiburan. Karena baru ada di Android, Malang Menyapa masih fokus kepada pasar wisatawan domestik, Nantinya, kata Ida, akan dikembangkan untuk menjangkau pasar wisatawan mancanegara dengan aplikasi di iOS berpenampilan baru dan penambahan fitur Bahasa Inggris dan Bahasa Belanda. “Kebanyakan wisatawan di Malang orang Belanda yang bernostalgia, jadi kami prioritaskan Bahasa Belanda,” ujar Kasi Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang Agung H Buana.
Aplikasi ini juga sangat membantu pengelola usaha pariwisata di Kota Malang, di mana mereka bebas untuk melakukan promosi di dalam aplikasi itu. Meski fitur ini masih dalam tahap pengembangan, imbuhnya, sudah lebih dari 300 pelaku bisnis pariwisata yang berpromosi di dalam aplikasi ini. Proses untuk bisa berpromosi juga dibuat sangat mudah, tinggal melakukan pendaftaran dan membubuhkan konten di dalam aplikasi itu yang sesuai dengan usahanya.
Dengan aplikasi ini, Pemkot Malang menargetkan ada peningkatan kunjungan wisatawan, terutama kunjungan wisatawan asing. Selama ini rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Malang sebanyak 10.000 per tahun. “Sampai saat ini sudah 12.000 wisatawan asing, Dan target 2017, 15.000 yang ke Kota Malang. Ini untuk menunjang target Kementerian Pariwisata,” kata Agung kepada wartawan pada Oktober tahun lalu.
Berdasarkan data Disbudpar Kota Malang, pada 2016 terdapat peningkatkan jumlah wisatawan domestik yang cukup signifikan, yaitu sekitar 21%, menjadi 3.987.074, dibandingkan 3.290.067 pada 2015. Sedangkan wismannya mencapai 9.535.
Pakar branding Alex Mulya menilai logo Beautiful Malang kurang spesifik dan kurang memorable, meski cukup “aman” karena mudah dimengerti oleh publik Indonesia . “Sayang kurang edgy, itu biasa saja,” katanya kepada MIX. *