Marcomm Workshop: STAY LOW PROFILE or TALK ALOUD?

Strategi product-driven yang dianut banyak low profile brands di Indonesia berhasil mengantarkan merek-merek itu sebagai kontributor yang signifikan bagi perusahaan bahkan menjadi backbone brand. Namun di hyper competition era, apakah strategi low profile cukup memadai untuk menghadapi persaingan? Diperlukan energi yang besar untuk terus aktif menciptakan inovasi produkâ agar productdriven strategy-nya efektif, dan dibutuhkan biaya yang tidak murah untuk mencapai product coverage and availability agar produk mudah ditemukan konsumen. Sementara itu kampanye merek-merek kompetitor dan para pendatang baru di media mainstream terus membombardir awareness.

Pilihannya: apakah brand akan tetap low profile atau try to talk aloud to win the competittion?

LATAR BELAKANG

Banyak merek berhasil merajai pasar lokal, menembus nasional, bahkan ada yang berkibar di pasar global seperti Kedaung. Meski diamdiam saja alias tidak gencar melakukan kampanye di tataran above the line atau beriklan di media massa mainstream (TV, koran, radio), awareness mereka cukup tinggi. Coba tanyakan kepada orang di sekeliling Anda, siapa yang tidak kenal Bambi, Tong Tji, Goalpara, Kedaung, Yuasa, Mie Burung Dara, Minyak Tawon, Madurasa, Sandal Swallow, atau Sabun B29, misalnya.

Dengan kekuatan produknya, mereka berhasil eksis di pasar hingga puluhan tahun, bahkan secara bottom line kinerja mereka sangat memuaskan, selalu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan”karena itu mereka disebut sebagai Low Profile High Profit Brand.

Mereka pada umumnya adalah merek-merek yang bertumpu pada strategi product-driven, bukan marketing-driven sehingga keberhasilannya menembus pasar adalah otentik karena produknya, dan bukan semata karena boosting marketing.

Strategi product-driven mampu mengibarkan merek mereka di pasar. Namun pertanyaannya, di tengah kompetisi yang makin ketat ini cukupkan strategi ini untuk memenangkan persaingan? Karena selain diperlukan energy yang besar untuk terus melakukan inovasi produk, mereka harus mempertahankan awareness dari gempuran kampanye merek-merek pendatang baru di media mainstream.

METODE DAN PENDEKATAN WORKSHOP

Program workshop ini dirancang interaktif dan hands on learning melalui ceramah, diskusi, simulasi, dan contoh case study product driven strategy brand yang akan mendorong suasana belajar yang dinamis dan produktif.
Pembicara akan selalu menjelaskan konsep, metodologi dan contoh yang konkrit, sehingga para peserta akan mampu menyerap dan
mengaplikasikannya.

NARA SUMBER

Sumardy Ma Sumardy Ma

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)