Kampanye tersebut didukung beberapa kegiatan below the line. Misalnya, mereka mengadakan kontes masak dan memasak jeroan di berbagai acara dan pameran, seperti pameran negara bagian dan pameran makanan. Mereka juga mengadakan demonstrasi memasak jeroan di toko-toko makanan dan restoran, serta mengedukasi koki dan ibu rumah tangga tentang cara memasak jeroan dengan benar dan enak.
Pemerintah juga menggandeng selebritas dan atlet terkenal untuk mempromosikan jeroan. Misalnya, atlet dan bintang film seperti Joe DiMaggio dan Lucille Ball, muncul dalam iklan-iklan yang mempromosikan konsumsi jeroan.
Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan peraturan yang mewajibkan para tentara dan pekerja pabrik untuk mengkonsumsi jeroan sebagai bagian dari diet mereka. Hal ini dilakukan karena jeroan dianggap sebagai sumber protein yang murah dan bergizi, yang penting bagi kesehatan dan kekuatan fisik para pekerja.
Akibat dari kampanye ini, konsumsi jeroan di Amerika Serikat meningkat pesat, dan jeroan menjadi lebih populer di kalangan masyarakat. Sejak saat itu, jeroan telah menjadi bagian yang umum dari menu makanan di Amerika Serikat dan banyak negara lain di seluruh dunia.
Kurt Lewin memberikan sejumlah kontribusi yang penting dalam kampanye itu melalui studi komunikasi, termasuk gagasan tentang gatekeeper. Lewin tidak secara langsung terlibat dalam kampanye “Meat for Victory”, namun kontribusi di bidang psikologi sosial berdampak pada kampanye tersebut. Lewin berpartisipasi dalam program yang dirancang untuk menggunakan komunikasi agar orang mengubah beberapa kebiasaan makan mereka. Ia terlibat dalam pekerjaan ini melalui persahabatannya dengan antropolog Margaret Mead.
Lewin adalah seorang psikolog sosial yang terkenal dengan konsep “teori lapangan” atau “field theory“. Konsep ini menyatakan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan sosial, termasuk norma sosial, nilai, dan norma kelompok.
Salah satu kontribusi besar Lewin (1947) dalam psikologi sosial adalah teori perubahan yang dikenal sebagai teori Lewinian. Teori ini menekankan pentingnya memahami perubahan sosial dan bagaimana perubahan ini dapat dicapai.
Dalam konteks komunikasi, Lewin juga menekankan pentingnya komunikasi dalam perubahan sosial. Menurut Lewin, komunikasi adalah salah satu alat yang paling efektif dalam mempengaruhi perubahan sosial. Dia percaya bahwa komunikasi yang efektif dapat membantu mempengaruhi keyakinan, nilai, dan perilaku individu dan kelompok.
Untuk memfasilitasi perubahan sosial, Lewin mengembangkan model tiga tahap yang dikenal sebagai model “unfreeze-change-refreeze“. Model ini terdiri dari tiga tahap, yaitu “unfreeze” (membekukan), “change” (mengubah), dan “refreeze” (membekukan kembali).
Tahap pertama membutuhkan penghancuran atau mengurangi ketidakpastian dan resistensi individu terhadap perubahan, tahap kedua merupakan tahap perubahan yang diinginkan, dan tahap ketiga merupakan tahap untuk mempertahankan dan menstabilkan perubahan.
Dalam kampanye “Meat for Victory”, Lewin dan timnya melakukan studi tentang bagaimana cara terbaik untuk mendorong masyarakat untuk mengubah kebiasaan makan mereka dan mengonsumsi lebih banyak daging termasuk jeroan.
MIX.co.id – SIAL Interfood 2024, pameran berskala internasional yang dikenal sebagai "The Global Food Marketplace"…
MIX.co.id - Tokopedia dan ShopTokopedia berkomitmen untuk senantiasa mendorong UMKM lokal dapat berjaya di negeri…
MIX.co.id – Purpose dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) memaparkan temuan kunci dari survei…
MIX.co.id - Retail omnichannel kecantikan Sociolla kembali menggelar program “Sociolla Beauty Wonderland” (SBW). Program tahunan…
MIX.co.id – Inovasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) berpotensi menggerakkan pertumbuhan industri ritel nasional secara berkelanjutan.…
MIX.co.id - Jelang grand final Axis Nation Cup (ANC) 2024 pada 16 November 2024 mendatang,…