Dairy Village Frisian Flag Indonesia

Best of the Best Social PR Program 2019

Komiten Frisian Flag Indonesia (FFI) untuk membantu peternak lokal diwujudkan melalui program Dairy Village atau Desa Susu di Ciater, Jawa Barat. Desa ini diciptakan sebagai salah satu sentra peternakan sapi perah modern.

Tujuan pembentukan Dairy Village ini, menurut Maurits Klavert, Presiden Direktur FFI, adalah untuk membantu peternak lokal meningkatkan produktivitas sapi dengan dibimbing oleh FFI. Desa Susu ini juga merupakan bentuk peningkatan kemitraan strategis yang telah berlangsung selama lebih dari 20 tahun dengan peternak sapi perah di Lembang, Jawa Barat.

Ini sebagai bentuk dukungan perusahaan kepada program swasembada susu pada 2025. Juga menjadi contoh konkrit dari pilar ketiga proyek FDOV Perusahaan, ‘Sustainable Welfare’ yang didukung pemerintah Belanda,” ujar Maurits.

Dairy Village dibangun sejak 2016, berdasarkan kerja sama antara FFI dan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, yang lahannya disewakan oleh PTPN VIII. Melalui program ini, para peternak sapi perah KPSBU Lembang diajari praktik peternakan sapi perah yang baik secara intensif untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susu perah. Tidak hanya itu, mereka juga diajari keterampilan manajerial sehingga mereka dapat menjadi pengusaha sukses dalam peternakan sapi perah.

Dairy Village memiliki kapasitas 100-130 ekor sapi, dan mengintegrasikan peternakan, rumah perah, tangka pendingin, dan fasilitas pengolahan kotoran sapi. Ada juga fasilitas pelatihan bagi masyarakat atau pihak yang ingin mempelajari pola produksi ala FFI di desa tersebut.

Selain memberikan pelatihan intensif mengenai praktik peternakan yang baik, Dairy Village juga menawarkan beberapa manfaat bagi anggota koperasi yang bergabung di Dairy Village. Dengan menjadi anggota, para peternak bisa mendapat pinjaman dari bank mitra untuk membeli sapi.

Anggota koperasi yang menempatkan sapi mereka di Dairy Village memiliki kesempatan untuk memiliki saham Dairy Village hingga 25%. Hadirnya Dairy Village diharapkan dapat menaikkan pendapatan peternak sebesar Rp. 400.000/sapi/bulan dari Rp. 500.000/sapi/bulan menjadi Rp. 900.000/sapi/bulan setelah 5 tahun.

Menurut Akhmad Sawaldi, DDP dan FDOP Project Manager FFI, pendirian Dairy Village ini menelan investasi senilai Rp16 miliar yang dipenuhi melalui kerja sama beberapa pihak. “Dari nilai investasi tersebut, sebesar 40 persen di-support oleh pemerintah Belanda, dan sisanya oleh FFI dan Pemkab Lembang. Hasil susu seratus persen akan dibeli oleh FFI,” ungkapnya.

Juri PR of the Year 2019 Bambang Sumaryanto, menilai program Dairy Village Frisian Flag sebagai program communitydevelop. Ini bagusnya, perusahaan ini bisa menggandeng pemerintahan Belanda untuk sponsorship,” ujarnya.

Menurut Bambang, program ini sebenarnya akan bisa menjadi model bagi departemen pertanian karena produksi susu Indonesia sejak 40 lalu hingga sekarang terus menurun, tinggal 20% sekarang. Kalau dibiarkan, katanya, dalam 10-15 tahun lagi tak ada lagi peternak susu di Indonesia. “Bagusnya program ini dibikin model sampai berhasi, komprehensif. Tugas pemerintahlah yang mencari perusahaan lain untuk meng-copy.” Bambang memahami bahwa mengubah culture petani tidak mudah. “Jadi harus sabar,” tandas Bambang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)