Sepak Terjang Tony Fernandes Mengelola Krisis AirAsia

Bahkan, saat puing pesawat sudah bisa ditemukan di wilayah Selat Karimata, AirAsia juga langsung menawarkan kesempatan untuk ikut menyaksikan proses evakuasi di Pangkalan Bun. “Kendati akhirnya, banyak keluarga yang menolak, karena mereka ingin menunggu di Juanda Crisis Centre yang telah disediakan oleh Anngkasa Pura,” lanjut Bambang.

Kelima, secara umum penanganan komunikasi oleh AirAsia dilakukan secara terpusat. Yaitu, hanya dilakukan oleh CEO AirAsia Tony Fernandes dan CEO AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko. Tak ada komentar dan keterangan lain dari staff AirAsia. “AirAsia juga sangat memahami bagaimana menangani media,” ia meyakini.

Keenam, langkah lain yang patut diacungi jempol adalah penyediaan ahli-ahli psikologi dan tokoh agama atau spriritual dalam menenangkan para keluarga korban. Hal ini tampaknya berhasil menurunkan suhu panas atau emosi para keluarga korban. “Cara penanganan dan fasilitas di Crisis Centre Juanda juga menadapat apresiasi dari para keluarga korban. Bandingkan dengan proses penanganan keluarga korban saat kasus Malaysia Air Lines yang informasinya terkesan difilter oleh pihak berwenang,” paparnya.

Hasilnya? Dengan proses komunikasi yang rutin dan transparan bersama dengan pihak yang paling berkompeten (BASARNAS dan tim lainnya), menurut Bambang, maka pemberitaan TV yang cenderung sensasional dan menyajikan berbagai informasi spekultaif, akhirnya bisa terkendali. “Bahkan, masyarakat malah cenderung mengkritik cara-cara pemberitaan TV dan media lainnya yang cenderung terkesan eksploitasi kesedihan keluarga korban,” terang Bambang lagi.

Perlu dicatat, menurut Bambang, salah satu kelebihan masyarakat Indonesia adalah tingginya rasa peduli atas nasib saudara-saudaranya. Hal itu terlihat dengan munculnya sukarelawan yang berusaha membantu, baik melalui healing centre maupun di pusat crisis centre lainnya.

Para sukrelawan tersebut digerakkan oleh niat, namun belum tentu didukung oleh kemampuan. Oleh karena itu, AirAsia bersama dengan Tim AP, Kemenhub dan BASARNAS memilih bertindak proaktif untuk mengatur dan mengkoordinir mereka, termasuk menujuk tim ahli yang memastikan prosesnya dilakukan oleh pihak-pihak yang punya kompetensi. Bahkan, mereka juga diingatkan untuk tidak memberikan informasi kepada pihak ketiga, khususnya media tanpa koordinasi dari tim utama, yaitu Basarnas. “

”Nampaknya, hal itu telah dilakukan dengan baik, dimana Tim Spiritual berupa para ulama/pendeta melakukan kegiatan pendampingan, dan AirAsia menyatakan dukungan sepenuhnya atas penyediaan tim pendampingan sebagai salah satu prioritasnya,” kata Bambang, yang menyebutkan bahwa sukses itu tak lepas dari kehandalan Ketua BASARNAS Bambang Sulistyo.***

Page: 1 2Lihat Semua

Dwi Wulandari

Recent Posts

LG Rilis Mesin Cuci Top Loading Kapasitas Besar Berbasis AI

MIX.co.id - LG Electronics Indonesia memilih konsep AI sebagai “Affectionate Intelligence” untuk mendefinisikan ulang pemahaman…

1 day ago

BSI Hadirkan Mobil Operasional Listrik dan Digital Carbon Tracking

MIX.co.id - Bank Syariah Indonesia (BSI) meluncurkan platfrom Digital Carbon Tracking serta penggunaan 139 kendaraan…

1 day ago

Somethinc Luncurkan Pembersih Wajah Omega Jelly Deep Cleansing Balm

MIX.co.id - Somethinc kembali merilis produk pembersih wajah terbarunya, Omega Jelly Deep Cleansing Balm. Produk…

1 day ago

Langkah LG Perkuat Pasar AC Komersial di Indonesia

MIX.co.id - PT LG Electronics Indonesia kembali memperkenalkan produk Single Commercial AC terbarunya, pada awal…

1 day ago

Lima Tren Media Sosial bagi Bisnis

MIX.co.id - Meta baru saja merilis lima tren media sosial di 2025 yang dapat berdampak…

2 days ago

Bidik Gen Z, Wings Food Luncurkan TOP Mokachinno Double Shot

MIX.co.id - TOP Coffee, merek kopi dari Wings Food, merilis inovasi terbarunya, TOP Mokachinno Double…

2 days ago