KOMUNIKASI: TONE DAN STYLE YANG EFEKTIF

Tone dan style dalam komunikasi menentukan bagaimana pesan disampaikan dan diterima. Memahami perbedaan dan penerapan yang tepat dapat meningkatkan efektivitas interaksi, baik dalam konteks profesional maupun sosial, memastikan pesan dipahami dan diterima dengan baik.

.

.

Tone dan style dalam komunikasi adalah dua elemen penting yang menentukan bagaimana pesan disampaikan dan diterima oleh audiens. Meskipun sering digunakan bersamaan, tone dan style memiliki makna dan fungsi yang berbeda dalam konteks komunikasi.

Tone merujuk pada sikap atau perasaan yang ditunjukkan oleh pembicara atau penulis terhadap subjek yang dibahas dan audiensnya. Tone dapat bervariasi dari formal, informal, ramah, tegas, optimis, pesimis, hingga netral, tergantung pada konteks dan tujuan komunikasi.

Tone yang digunakan dapat mempengaruhi bagaimana pesan diterima dan diinterpretasikan oleh audiens. Misalnya, dalam situasi profesional, tone yang formal dan tegas mungkin lebih tepat untuk menunjukkan keseriusan dan profesionalisme. Sebaliknya, dalam situasi sosial atau santai, tone yang ramah dan informal bisa membantu menciptakan suasana yang lebih hangat dan bersahabat. Goleman (1995) menekankan bahwa pemilihan tone yang tepat dalam komunikasi dapat mempengaruhi efektivitas interaksi interpersonal dan hubungan kerja.

Style, di sisi lain, mengacu pada cara penyampaian pesan yang mencakup pilihan kata, struktur kalimat, dan penggunaan bahasa. Style dapat dipengaruhi oleh tujuan komunikasi, audiens, dan medium yang digunakan.

Ada berbagai style dalam komunikasi, seperti ekspositori, deskriptif, persuasif, dan naratif. Pemilihan style yang tepat dapat membantu menyampaikan pesan dengan lebih efektif dan menarik. Yukl (2013) menyatakan bahwa style komunikasi yang baik dapat membantu pemimpin dalam mengomunikasikan visi dan tujuan dengan cara yang mudah dipahami dan diterima oleh audiens.

Contoh penggunaan style dalam komunikasi: "Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak perubahan iklim terhadap pola migrasi burung. Data dikumpulkan melalui pengamatan langsung dan analisis statistik." (Ekspositori) "Pada suatu pagi yang cerah, saya duduk di taman sambil mengamati burung-burung yang terbang di atas kepala. Tiba-tiba, saya menyadari bahwa pola migrasi mereka telah berubah seiring dengan perubahan musim." (Naratif)

Pemahaman tentang tone dan style dalam komunikasi sangat penting bagi pemimpin, guru, penulis, dan profesional lainnya untuk menyampaikan pesan mereka dengan cara yang efektif dan sesuai dengan konteks. Dengan memilih tone dan style yang tepat, mereka dapat memastikan bahwa pesan mereka tidak hanya dipahami dengan benar tetapi juga diterima dengan baik oleh audiens.

Ketika seseorang berbicara secara formal dalam konteks mengingat pertemuan misalnya, dia akan mengatakan, "Dengan hormat, saya ingin menyampaikan bahwa rapat akan diadakan pada hari Senin pukul 10.00 di ruang konferensi." Sebaliknya, bila berbicara secara tidak formal dia akan mengatakan, "Hei, jangan lupa ya, kita ada rapat hari Senin jam 10 pagi di ruang konferensi."

Komunikasi formal biasanya digunakan dalam konteks profesional, seperti di tempat kerja, dalam korespondensi bisnis, atau dalam situasi resmi. Ini dilakukan dengan atasan, rekan kerja, atau klien, terutama saat menyampaikan informasi penting atau instruksi yang harus diikuti. Nada formal menunjukkan rasa hormat, keseriusan, dan profesionalisme. Misalnya, mengirim email tentang rapat penting kepada seluruh tim atau menulis laporan kepada manajemen.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)