Dalam periode 2017 hingga 2020, Indonesia diperkirakan akan mengalami defisit susu sebesar 71 ribu hingga 103 ribu ton. Demikian data yang dirilis Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal–Kementerian Pertanian pada Desember 2016 lalu.
Sejatinya, kesejahteraan peternak sangat tergantung pada penerapan GDFP. Produksi susu dominan terdapat di Pulau Jawa dengan kontribusi 98,34%, sedangkan Luar Jawa hanya 1,66%. Produksi susu 5 tahun terakhir menurun rata-rata 1,03% per tahun atau rata-rata sebesar 847,09 ribu ton. Produktivitas sapi perah juga masih rendah sekitar 8-12 liter/ekor/hari. Padahal, idealnya adalah 15 liter/ekor/hari. Selain rendah produksi, kualitas susu dalam negeri juga masih rendah dan belum terjamin kebersihannya.
Fakta rendahnya angka konsumsi susu menunjukkan bahwa masih besarnya potensi industri pengolahan susu maupun pengembangan usaha untuk para peternak Indonesia. Potensi itulah yang coba dikembangkan oleh Frisian Flag Indonesia (FFI) melalui program Farmer2Farmer. Melalui program Farmer2Farmer, Frisian Flag mengirim empat peternak Indonesia untuk belajar tentang Good Dairy Farming Practices (GDFP) langsung ke Belanda.
Farmer2Farmer merupakan inisiatif berkelanjutan yang bernaung di bawah Dairy Development Program (DDP) oleh perusahaan induk, FrieslandCampina. Program ini merupakan salah satu usaha FrieslandCampina untuk mewujudkan tujuan Nourishing by Nature ke dalam kehidupan sehari-hari dalam mencapai tujuan jangka panjang perusahaan, yaitu memberikan nutrisi yang lebih baik kepada dunia, meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah lokal di negara-negara FrieslandCampina beroperasi, serta membangun dunia yang lebih baik untuk generasi sekarang dan yang akan datang. Sejak diluncurkan tahun 2013, program Farmer2Farmer telah menjangkau sekitar 1.000 peternak sapi perah lokal.
Diungkapkan Fetti Fadliah, PR Manager Frisian Flag Indonesia, “Menghadapi situasi yang memang banyak tantangan sekaligus potensi ini dibutuhkan komitmen dari berbagai pihak terkait, terutama para peternak. FFI percaya bahwa jika peternak sapi perah diberikan kesempatan untuk berkembang, maka akan membuat perbedaan besar baik untuk kehidupannya dan usaha menuju swasembada susu nasional."
Farmer2Farmer 2019 merupakan tahun ketujuh dari implementasi program Farmer2Farmer. Secara nasional, kompetisi ini dimulai dari awal tahun dengan melibatkan para peternak sapi perah lokal yang berasal dari empat koperasi peternak sapi perah di Jawa Barat dan Jawa Timur. Keempatnya adalah Koperasi Peternakan Sapi Bandung Selatan (KPSBS) pangalengan dan Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang di Jawa Barat, serta Koperasi Usaha Tani Ternak Suka Makmur dan Koperasi Bangun Lestari di Jawa Timur.
Setelah melakukan proses seleksi secara intens, sejumlah 110 peternak sapi perah terpilih untuk mengikuti kompetisi dan telah melalui proses penilaian sejak Februari 2019. Dari jumlah itu terpilih 4 peternak yang hasilnya diumumkan pada April lalu. Peternak-peternak ini berhak mengikuti pelatihan GDFP yang berisi keterampilan teknis dan non teknis terkait dengan peternak sapi perah di Belanda.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa peternak yang Frisian Flag bawa ke Belanda akan mendapat ilmu peternakan lebih baik hingga mengekspos mereka ke budaya dan pengalaman di luar negeri. "Nantinya, mereka diharapkan mempunyai perspektif baru yang segar dan pendekatan baru hingga termotivasi untuk menghadapi berbagai tantangan dan meningkatkan kesejahteraan mereka,” ucap Fetti.
Ditambahkan Tino Nurhadianto, Fresh Milk QC/QA Manager Frisian Flag Indonesia, selama mereka berada di Belanda, para peternak diajarkan pengetahuan dan keterampilan serta penerapan aspek teknis beternak yang dimiliki oleh seorang peternak. "Standard penilaian keberhasilan usaha peternakan sapi perah menurut FAO terdiri dari beberapa aspek teknis, antara lain aspek pembibitan dan reproduksi, pakan dan air minum, pengelolaan, kandang dan peralatan, kesehatan dan kesejahteraan ternak, hingga manajemen keuangan,” tuturnya.
Selain bekerja langsung dan belajar langsung dengan para peternak sapi perah di Belanda, para peternak juga diajak untuk mengunjungi Dairy Campus yang terletak di Leeuwarden, Belanda dan CRV Breeding Centre di Wirdum, Belanda. Lewat dua tempat ini, para peternak diajak untuk belajar mengenai teknologi peternakan sapi perah di Belanda pembibitan sapi perah unggul dan memilih sapi berdasarkan tempat tinggal dan kondisi di berbagai dunia.
"Sekembalinya para peternak ke Indonesia, mereka diharapkan dapat menerapkan pengetahuan ini untuk dirinya sendiri, lalu menyebarkan pengetahuan ini kepada sekitarnya. Dengan semakin menyebarnya pengetahuan yang benar mengenai manajemen peternakan, peternak bisa meningkatkan produksi susu yang nantinya berimbas pada pendapatan. Komitmen FFI untuk mendukung pemerintah dalam swasembada susu nasional dan tentunya juga kesejahteraan peternak merupakan proses yang terus menerus kami lakukan secara berkelanjutan,” pungkas Fetti.