Inisiatif Unilever Merestorasi Ekosistem

Guna mendorong peran serta masyarakat agar lebih aktif berbagi peran merestorasi ekosistem di daratan maupun di lautan, PT Unilever Indonesia, Tbk. mengajak masyarakat untuk menjadi bagian dari #GenerasiPilahPlastik. Ajakan itu dikomunikasikan Unilever melalui webinar bertajuk “Ecosystem Restoration” yang digelar hari ini (15/6).

Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021, Unilever juga merilis ‘United Nations Decade on Ecosystem Restoration 2021-2030’, yang mencantumkan bahwa salah satu langkah penting untuk merestorasi ekosistem daratan maupun lautan adalah dengan menggalakkan pengumpulan dan pemilahan sampah rumah tangga. Dengan demikian, sampah rumah tangga tidak tercecer di lingkungan.

Faktany, menurut catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, timbunan sampah tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton, di mana 15%-nya terdiri dari sampah plastik. Dari jumlah itu, 88,17% sampah plastik masih diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau bahkan berserakan di lingkungan.

Dituturkan Nurdiana Darus, Head of Corporate Affairs and Sustainability Unilever Indonesia, “Merujuk ke permasalahan tersebut, dan sejalan dengan komitmen bahwa hingga tahun 2025 mendatang, Unilever akan mengumpulkan sampah plastik lebih banyak dari yang kami produksi. Hari ini, kami juga meluncurkan #GenerasiPilahPlastik.”

Melalui #GenerasiPilahPlastik, lanjutnya, Unilever mengajak masyarakat untuk menjadi generasi yang lebih peduli lingkungan dan lebih bertanggung jawab terhadap kemasan yang mereka gunakan, terutama kemasan plastik. “Hal ini sejalan dengan strategi bisnis global yang dinamakan ‘The Unilever Compass’, di mana Unilever berkomitmen untuk menumbuhkan bisnis yang berkelanjutan, bertanggung jawab, dan memberikan manfaat pada sosial dan lingkungan,” ucapnya.

Ajakan dari Unilever ini menjadi relevan, mengingat tahap pengumpulan dan pengolahan sampah plastik adalah komponen penting dalam mengurangi beban sampah terhadap lingkungan sekaligus menciptakan ekonomi sirkular. Untuk itu, seluruh pihak memiliki peran masing-masing, termasuk pemerintah, organisasi kemasyarakatan, konsumen, dan tentunya produsen.

Lebih jauh ia menerangkan, #GenerasiPilahPlastik diharapkan dapat menjadi bagian dari komunikasi, informasi, dan edukasi yang mendorong konsumen berbagi peran dengan menanamkan kesadaran bahwa memilah sampah plastik dari rumah merupakan hal yang mudah dan bermanfaat untuk diri sendiri, masyarakat, maupun lingkungan. “Dengan nilai dan kualitas yang meningkat, sampah plastik yang terpilah dan terkumpul dapat menjadi komoditi yang berguna, mendukung industri daur ulang, dan menegakkan ekonomi sirkular,” yakinnya.

Selain peran aktif masyarakat, ketersediaan sarana pendukung bagi masyarakat untuk menerapkan pilah sampah merupakan hal yang tidak kalah krusial. Untuk itu, diuraikan Nurdiana, sejak 2008, Unilever Indonesia mengembangkan dan memperkuat program bank sampah hingga berhasil membina sebanyak 3.859 unit bank sampah di 37 kota yang tersebar di 12 provinsi.

“Unilever Indonesia juga memperkuat eksistensi dan peranan bank sampah binaannya melalui upaya digitalisasi, bekerja sama dengan platform Google My Business. Dengan demikian, masyarakat kini lebih mudah mengakses dan memanfaatkan bank sampah terdekat, sejalan dengan upaya Pemerintah dalam menggalakkan digitalisasi bank sampah,” ujarnya.

Hasilnya, dengan penerapan komitmen untuk mengurai permasalahan plastik dari mulai dari hulu, tengah, dan hilir rantai bisnisnya, Unilever Indonesia telah mengumpulkan dan memproses lebih dari 16.300 ton sampah plastik pada 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)