Corporate Social Initiative

MIX.co.id - Diluncurkan pada tahun 2017 oleh Borealis dan Systemiq, Project STOP (Stop Ocean Plastics) bekerja sama dengan sejumlah daerah di Indonesia, menciptakan sistem pengelolaan sampah yang sirkular dan efektif.

Didukung oleh sektor industri dan mitra pemerintah, Project STOP bertujuan untuk mencapai nol kebocoran sampah ke lingkungan, mendaur ulang lebih banyak plastik, membangun program yang berkelanjutan secara ekonomi, dan berkontribusi pada ekonomi serta kesehatan masyarakat setempat.

Memanfaatkan momentum Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Project STOP diserahterimakan kepada pemerintah Pasuruan untuk dikelola secara mandiri oleh pemerintah daerah dan masyarakat di kecamatan Lekok dan Nguling.

Acara serah terima tersebut digelar di pendopo Kabupaten Pasuruan, pada Maret ini, untuk merayakan otonomi pengelolaan sampah di Lekok dan Nguling dengan para pemangku kepentingan di tingkat daerah, pusat, dan internasional yang hadir langsung.

Sejatinya, partisipasi masyarakat merupakan jantung dari inisiatif ini. Oleh karena itu, hingga saat ini, Project STOP Pasuruan telah menjangkau lebih dari 132.000 individu melalui layanan pengangkutan sampah, serta melakukan komposting dan daur ulang sampah di dua fasilitas TPS3R. Tiap TPS3R memiliki kapasitas 25 ton per hari, dengan biaya sistem penuh mencapai 39 dollar AS/ton di Lekok dan 35 dollar AS/ton di Nguling, menciptakan 120 lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dan mengumpulkan lebih dari 5.000 ton sampah, termasuk diantaranya 700 ton plastik.

“Sejak tahun 2019, kami telah bekerja sama dengan Project STOP Pasuruan untuk menyediakan sistem persampahan yang sirkular dan dapat diakses oleh masyarakat. Kami sangat senang dengan adanya kolaborasi multi-pihak yang dijalankan oleh pemerintah daerah untuk mempromosikan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan yang menguntungkan secara ekonomi dan menyediakan peluang kerja baru bagi masyarakat setempat," ungkap H. M. Irsyad Yusuf, Bupati Pasuruan.