Liputan Media. Jika media internasional hanya memusatkan perhatian pada kesuksesan acara, sportswashing dapat bekerja dengan baik. Namun, liputan kritis yang mengangkat isu-isu seperti eksploitasi pekerja atau pelanggaran hak asasi manusia dapat menggagalkan strategi ini (Skey, 2023). Studi oleh Gerschewski et al. (2024) menunjukkan bahwa framing negatif tentang hak asasi manusia di Qatar secara signifikan memengaruhi opini publik di Eropa, meskipun framing positif tentang efisiensi penyelenggaraan turnamen juga memiliki efek.
Struktur Media di Negara Penonton. Di negara-negara dengan kebebasan pers tinggi, seperti Jerman atau Swedia, liputan kritis lebih mungkin ditemukan, dan sportswashing cenderung kurang berhasil (Gerschewski et al., 2024). Sebaliknya, di negara-negara dengan media terkonsentrasi atau oligopolistik, sportswashing lebih efektif karena narasi kritis jarang muncul (Scharpf et al., 2023).
Kesadaran Publik. Tingkat pendidikan dan kesadaran politik masyarakat juga memengaruhi efektivitas sportswashing. Individu yang lebih sadar akan isu-isu global cenderung tidak mudah terpengaruh oleh narasi resmi negara tuan rumah (Gerschewski et al., 2024).
Apa yang Bisa Dilakukan?
Sportswashing menunjukkan bagaimana olahraga dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai tujuan politik, sering kali dengan mengalihkan perhatian dari isu-isu kritis seperti pelanggaran hak asasi manusia atau otoritarianisme.
Untuk melawan praktik ini, peran media, organisasi olahraga, dan komunitas internasional sangat penting. Pada dasarnya, media memiliki tanggung jawab untuk tetap kritis, menggali, dan mengungkap realitas di balik layar acara besar. Liputan yang hanya memuja kemegahan acara tanpa membahas pelanggaran yang terjadi akan memperkuat efek sportswashing. Dengan menjaga integritas jurnalisme, media dapat membantu memastikan bahwa perhatian publik tidak teralihkan dari isu-isu penting yang tersembunyi di balik kilau acara.
Organisasi olahraga seperti FIFA dan IOC juga memegang peranan signifikan. Mereka harus menetapkan standar ketat untuk memilih tuan rumah acara olahraga internasional, termasuk menilai rekam jejak negara dalam hal hak asasi manusia dan transparansi. Proses seleksi yang transparan dan berbasis nilai ini akan mendorong negara-negara untuk memperbaiki catatan mereka jika ingin dipilih sebagai tuan rumah. Selain itu, mekanisme pengawasan yang ketat selama persiapan dan pelaksanaan acara harus diterapkan untuk memastikan bahwa tuan rumah mematuhi komitmen mereka terhadap standar etika.
Tekanan dari komunitas internasional juga menjadi elemen kunci dalam melawan sportswashing. Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan organisasi internasional harus terus mengangkat isu-isu pelanggaran yang terkait dengan acara olahraga besar.
Melalui kampanye global dan advokasi, komunitas internasional dapat memperbesar sorotan pada praktik-praktik tidak etis yang terjadi, sehingga sulit bagi negara tuan rumah untuk sepenuhnya mencuci citra mereka. Dengan sinergi antara media kritis, organisasi olahraga yang bertanggung jawab, dan tekanan internasional, sportswashing dapat dilawan secara efektif, menjaga agar olahraga tetap menjadi ajang yang benar-benar merefleksikan nilai-nilai keadilan dan persatuan.
DAFTAR PUSTAKA
Amnesty International. (2016). Brazil: Surge in killings by police sparks fear in favelas ahead of Rio Olympics. Diakses dari https://www.amnesty.org/en/latest/press-release/2016/04/brazil-surge-in-killings-by-police-sparks-fear-in-favelas-ahead-of-rio-olympics/.
D’Urso, J. (2024). Saudi Arabia’s takeover of world sport: Football, golf, boxing and now tennis? The Athletic.
Gerschewski, J., Giebler, H., Hellmeier, S., Keremoglu, E., & Zürn, M. (2024). The limits of sportswashing. How the 2022 FIFA World Cup affected attitudes about Qatar. PLoS ONE, 19(8), e0308702. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0308702
Scharpf, A., Gläßel, C., & Edwards, P. (2023). International Sports Events and Repression in Autocracies: Evidence from the 1978 FIFA World Cup. American Political Science Review, 117(3), 909–926.
Skey, M. (2023). Sportswashing: Media headline or analytic concept? International Review for the Sociology of Sport, 58(5), 749–764.