Generasi milenium berharap brand menjadi otentik dan memiliki sikap yang lebih informal pada layanan pelanggan. Jay Coldren dari hotel EDITION menyatakan bahwa generasi milenium ingin berkomunikasi dalam bahasa mereka sendiri dan menurut aturan mereka sendiri. Mereka berbicara dalam tweets, teks, dan posting di Facebook. Jika Anda ingin menjangkau mereka, maka Anda harus berbicara dalam bahasa ibu mereka. Dan Anda harus benar-benar otentik.
#6 Generasi Milenium Percaya Value Relationship dan Rekomendasi
Meskipun generasi milenium tidak ingin berbicara dengan customer service representatif (petugas customer service) di telepon, namun mereka tetap ingin terlibat dengan brand jauh lebih luas, pribadi, dan emosional. Tentu saja, dengan cara yang sama sekali berbeda dari yang dimiliki generasi lain. Misalnya, generasi milenium ingin tahu wajah di belakang brand Anda, di mana produk Anda diproduksi, dan mereka ingin terlibat dengan anggota tim media sosial Anda. Generasi milenium juga berharap konten yang berharga untuk membuat hidup mereka lebih baik, termasuk mencari informasi dan rekomendasi dari orang-orang terdekat mereka. Jadi, buatlah konten yang memang mereka inginkan hingga mereka mau berbagi dan menampilkan umpan balik yang positif lewat ulasan mereka.
#7 Generasi Milenium Terbuka untuk Pengalaman Baru
Generasi milenium tidak mudah ditipu dan mereka ingin mengambil keuntungan dari setiap petualangan yang brand berikan. Jadi, jika brand Anda adalah sebuah hotel, maka Anda dapat menggunakan data real-time yang dapat terus diperbarui. Misalnya, data tentang prakiraan cuaca, ketika kamar hotel mereka sudah siap, data tentang penawaran restoran atau toko-toko yang dekat dengan hotel, dan sebagainya. Anda juga harus memiliki cara untuk "menghubungkan" itu semua dengan mereka.
#8 Generasi Milenium Tidak Suka Stereotip
Meskipun milenium memiliki sejumlah keyakinan bersama, kebiasaan, dan nilai-nilai, mereka tidak homogen. Menurut Boston Consulting Group, ada enam jenis generasi milenium. Pertama, Hip-ennial, yakni memiliki karakter cautious, charitable, dan heavy social media user. Kedua, Millenion Mom, yakni wealthy (kaya), family-orientated, dan digital savvy. Ketiga, Anti-Millennial, yakni locally minded dan konservatif. Keempat, Gadget Guru, yakni sangat sukses, memiliki spirit yang bebas, dan wired. Kelima, Clean and Green Millennial, yakni berkarakter cause driven, healthy, dan menimati konten. Keenam, Old School Millennial, yakni cautious, charitable, dan tidak wired. Pemahaman yagn baik tentang keenam segmen milenium tersebut--sebagai target audiens--akan sangat membantu Anda dalam menyajikan konten layanan pelanggan yang mereka butuhkan.
#9 Generasi Milenium Tidak Takut Ditinggalkan Perusahaan
Generasi milenium tidak punya keraguan untuk meninggalkan perusahaan. Bahkan, lebih dari setengah dari generasi milenium melakukannya setiap tahun. Secara khusus, seperempat generasi milenium akan meninggalkan perusahaan setelah mengalami pengalaman buruk. Dengan pengalaman buruk yang ketiga kalinya, 82 persen dari generasi milenium akan berhenti menggunakan produk dari perusahaan tersebut. (sumber: entrepreneur.com)