Brand dengan bujet besar serta event akbar—seperti Olimpiade, Kejuaraan Sepak Bola Eropa, dan pemilihan presiden Amerika—merupakan kontributor utama belanja iklan global di 2016, yang sanggup tembus $532 miliar. Demikian rilis yang diterima MIX tentang laporan Global Advertising Trends yang dirilis IHS Markit.
Pada tahun 2016, TV masih menjadi media sekaligus kontributor utama pendapatan iklan global, yakni sebesar $ 192 miliar. Itu artinya, TV mampu menyumbang 36% terhadap total pendapatan iklan global. Sementara itu, pendapatan iklan online tercatat mendekati $160 miliar. Itu artinya, iklan online berkontribusi sebesar 30% terhadap total pendapatan iklan global. Adapun iklan cetak masih berada di posisi ketiga dengan angka $101 miliar. Selanjutnya, diikuti oleh radio, yang hanya menyumbang 8,4% terhadap pendapatan iklan global, yakni sekitar $ 47 miliar.
Dijelaskan Eleni Marouli, Principal Analyst IHS Technology yang juga penulis laporan, “Saat ini, industri periklanan sudah mulai kembali normal seiring dengan mulai membaiknya ekonomi global. Reveneu iklan akan tumbuh 7,1% di 2016, yakni menjadi $532 miliar.”
Pertumbuhan yang kuat tersebut terjadi karena konsumsi di sektor swasta yang meningkat. Dan, pendapatan iklan yang diperoleh brand terjadi karena belanja konsumen yang juga meningkat. Pendapatan iklan menyumbang 0,69% dari PDB (Pendapatan Domestik Bruto) global di 2016. Itu artinya, naik 0,66% dibandingkan tahun 2015.
Masih menurut laporan ini, ada lima catatan menarik yang dapat dicermati di 2016 ini.
#1 Top 10 Market
Ada sepuluh pasar terbesar yang telah menyumbang 75% terhadap total pendapatan iklan global di 2016. Meski angkanya terlihat besar, namun dibandingkan 2015, kesepuluh pasar terbesar itu mengalami penurunan kontribusi. Lantaran, di 2015 kesepuluh pasar terbesar itu sanggup menyumbang 76% terhadap pendapatan iklan global. Penurunan tersebut lantaran kekuatan ekonomi China dan Brazil yang merupakan rising stars di 2015, mengalami pelemahan di 2016.
#2 Wilayah dengan Pertumbuhan Tercepat Adalah Afrika
Empat dari lima negara yang pertumbuhannya tercepat di dunia pada tahun 2016 berasal dari Afrika. Di antaranya, Ghana dan Kenya merupakan negara yang masuk dalam daftar tertinggi bagi rencana ekspansi perusahaan media. Pertumbuhannya diperkirakan mencapai 20%. “Pasar keduanya memang masih rendah pertumbuhan konsumsinya. Namun, jika dilihat dari populasinya yang besar, maka mereka akan menjadi target market yang menarik bagi merek-merek besar,” lanjutnya.
#3 TV Tetap Nomor Satu, Tapi Online Akan Mengambil Alih di 2020
TV masih menjadi media sekaligus kontributor utama pendapatan iklan global, yakni dengan menyumbang $ 192 miliar. Itu artinya, TV mampu menyumbang 36% terhadap total pendapatan iklan global. “Meskipun pertumbuhan yang luar biasa terjadi pada iklan online di media raksasa seperti Facebook, Google, dan Snapchat, namun TV tetap menjadi media yang masih dinilai efektif dan bermanfaat bagi brand-brand besar. Event besar seperti Olimpiade, kejuaraan sepak bola
Eropa, dan pemilihan Presiden Amerika merupakan penyebab TV masih menempati posisi teratas,” paparnya.
Kendati demikian, dalam lima tahun ke depan, pendapatan iklan online diprediksi akan segera mengambil alih dominasi TV terhadap pendapatan iklan global. Bahkan, di beberapa negara seperti UK (Inggris), iklan online sudah sanggup sejajar dengan iklan konvensional, yakni mampu menyumbang 50%. Dan, ke depannya, di UK, iklan onlien diprediksi akan lebih kuat.
Di Amerika Serikat, pendapatan iklan TV masih berkontribusi cukup signifikan, yakni mencapai 38%. Selanjutnya, diikuti oleh iklan online yang mencapai 36%.
Yang menarik, di China, justru iklan online sudah memimpin. Pendapatan iklan online 17% lebih besar dibandingkan iklan TV. Perbedaaan pendapatan iklan keduanya sekitar $ 15 miliar.
#4 Israel, Swiss, dan Amerika merupakan Negara dengan Belanja Iklan Tertinggi per Individunya
Pasar yang paling matang adalah negara dengan PDB yang tinggi, alias pendapatan per kapitanya besar. Dalam hal ini, Israel menduduki posisi puncak dengan belanja iklan per individunya mencapai $ 719. Kemudian, diikuti oleh negara Swiss dan Amerika Serikat. Sebaliknya, China, sebagai penyumbang terbesar kedua, belanja iklan per individunya hanya $65. Adapun belanja iklan per individu yang terendah jatuh pada negara Zimbabwe, yakni $0,002 per orang per tahun.
#5 Diharapkan Tumbuh Double Digit di 2017
“Kami berharap pendapatan iklan global akan tumbuh double digit di tahun depan, yakni menjadi $590 miliar di 2017. Pertumbuhan paling kuat datang dari Timur Tengah dan Afrika, kemudian diikuti oleh Asia Pasifik, dimana India dan Indonesia akan mencuri perhatian,” yakinnya.
Adapun negara atau pasar maju diprediksi akan cenderung melambat, menyusul pengeluaran tinggi untuk Olimpiade dan pemilu Amerika Serikat. Sementara itu, online akan terus menjadi media yang pertumbuhannya paling cepat, yakni di angka 14%. Namun, di 2017, ia memprediksi akan terjadi perlambatan pertumbuhan pendapatan dari Google dan Facebook. Kemungkinan keduanya tak mampu menyedot anggaran TV untuk diarahkan ke iklan video online milik mereka, seperti halnya yang mereka harapkan selama ini.