Komunikasi dalam praktik CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan bagian penting demi menghidupkan tanggung jawab sosial perusahaan. Demikian diungkapkan oleh Ita Luthfia, Direktur Konsultan Komunikasi OnePR dalam seminar bertajuk "Komunikasi CSR: Tantangan & Strategi bagi Keberlangsungan Bisnis" pada Selasa (20/1).
"Komunikasi CSR bukan hanya laporan keberlanjutan, tetapi juga bagian dari stakeholder engagement strategy dan tentunya harus dilancarkan kepada eksternal dan internal perusahaan," tambahnya.
Senada dengan Ita, Troy Pantouw Corporate Communication Director Aqua Group menilai pentingnya mengkomunikasikan inisiatif sosial dan lingkungan kepada stakeholders dan masyarakat umum. Tentunya, menurut Troy, dalam menjalankan komunikasi CSR harus berdasarkan 6 prinsip, yaitu sustanability (konteks keberlanjutan), ada pertanggung jawaban data (accountability), transparansi, berdasarkan materialitas, memiliki completeness, dan merespon kepentingan para stakeholders.
Troy mencontohkan strategi komunikasi CSR yang dilakukan oleh Aqua Group. Pertama adalah penyampaian melalui media yang bergantung pada para stakeholders. "Kami menerbitkan Sustanability Report sesuai dengan Global Reporting Initiative (GRI). Itu kami kirimkan kepada stakeholders kami dan kami pasang juga di website," ungkapnya.
Kedua, lanjutnya, penting untuk melibatkan stakeholders dan masyarakat untuk berpartisipasi. "Kami punya program Anugerah Jurnalistik Aqua (AJA), ajang penghargaan kepada teman media dan pegiat sosial media yang telah mengirimkan karya tentang CSR kami. Tujuan penghargaan ini sebetulnya adalah untuk mengedukasi rekan media itu sendiri tentang program CSR kami agar mereka lebih mengerti," imbuhnya.
Terakhir, menurut Troy penting untuk menentukan sudut pandang cerita yang yang menarik. "Dalam membuat strategi komunikasi, penentuan sudut cerita juga penting. Perhatikan juga sasaran para stakeholders karena hal tersebut akan menentukan jenis media yang digunakan dalam menyampaikan pesan," pungkasnya.