Kendati pasar PC semakin tergeser dengan berkembangnya laptop dan tablet, Lenovo tetap gencar mengeluarkan produk PC-nya. Untuk itu, pertengahan Februari ini Lenovo memperkenalkan ThinkStation P Series.
“Market share Lenovo di kuartal akhir 2014 kemarin 20.1% dengan posisi nomer 1. Target kami tentu mempertahankan peringkat tersebut dengan memperbanyak portofolio. Salah satunya adalah dengan produk baru. Kami ingin memperkuat di berbagai lini,” ungkap Fransisca Maya, Marketing Communication Manager Lenovo.
ThinkStation P Series terdiri dari P900, P700, dan P500. Dengan menyasar profesional di bidang teknik, arsitek, media dan hiburan, minyak & gas, medis & ilmu pengetahuan, jajaran P series diklaim sebagai desktop workstation untuk kinerja, kehandalan, dan kegunaan. Oleh karena itu, jajaran P series disebut-sebut memiliki keunggulan bisa dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Sebagai upaya marketing, Lenovo akan menjalankan strategi Above The Line (ATL) sesuai dengan targetnya. “Strateginya disesuaikan dengan plan yang ada. Bagaimana habit dari konsumennya. Apakah mereka banyak beralih ke digital. Kalau di Indonesia tetap ada traditional media,” tambah Maya.
Sementara untuk strategi below the line, dikatakan Maya, Lenovo akan membuat kegiatan persegmen atau sesuai kebutuhan target konsumen. “Karena ini produk komersial, maka pendekatannya lebih functional atau lebih intim. Kami lihat konsumen sedang butuh apa. Kami carikan seperti solusi untuk itu. Misalnya salah satu yang kami lakukan adalah Solution Day, jadi tidak hanya produknya saja,” ujarnya.
Jajaran P series dibandrol dengan harga yang cukup fantastis. Satu unit PC tanpa monitor dipatok dengan harga termurah USD 1.500. “Harganya sesuai dengan konfigurasinya. Semakin tinggi performa yang diinginkan, maka harganya berbeda. Kami tetap percaya diri dengan harga yang cukup kompetetif ini. Kami percaya bahwa pasar bisa menilai sendiri produk sesuai dengan kebutuhannya,” pungkasnya.