PT Torabika Eka Semesta meluncurkan kopi instan varian baru bernama Torabika Creamy Latte untuk menggaet konsumen baru terutama kalangan muda. Diperkenalkan secara langsung di area pabrik Torabika Cikupa, Tangerang, pada Rabu (11/3), produk milik Mayora Grup ini diharapkan mampu berkontribusi 10-20 persen terhadap bisnis Torabika secara keseluruhan.
Ricky Afriyanto, Global Marketing Director PT Torabika Eka Semesta mengatakan, “peluncuran Torabika Creamy Latte ini lahir dari customer insight yang menunjukkan bahwa banyak pencinta kopi menghadapi kendala seperti rasa kopi terlalu manis, encer atau kurang creamy. Dari hasil riset inilah akhirnya tercipta inovasi kopi creamy latte dengan gula terpisah. Disini konsumen kopi dapat menentukan kadar gula sesuai selera.”
Selain dapat menentukan kadar gula sendiri, menurut Ricky, Torabika Creamy Latte di desain sedemikian rupa agar tampilannya elegan. “Kami sengaja mendesain produk ini dengan gaya yang indah dan elegan karena menyasar segmen pasar anak muda yang gemar dengan produk yang berkualitas bagus namun tetap stylist.”
Creamy Latte, menurut Ricky, secara strategi komunikasi dan pemasaran tidak akan terlalu banyak bermain di sosial media. Namun, sebutnya, brand ini akan banyak bermain di TV Commercial (TVC) untuk awareness di konsumen dengan target segmen anak muda. “jelas sosial media akan digunakan tapi kami tidak akan push itu terlalu dalam,” katanya.
Maka untuk mempercepat penetrasinya di segmen pasar kopi instan, ungkap Ricky, pihaknya tak lupa menggandeng aktris Dian Sastrowardojo sebagai brand ambassador Torabika Creamy Latte. Dian Sastro merepresentasikan gaya hidup yang elegan namun tetap “creamy” dan peduli dengan kualitas produk yang baik.
Produk Mayora Grup sejatinya telah di ekspor ke 90 negara di Asean, Asia, dan Eropa. “Kami baru saja masuk ke pasar Rusia dan responnya sangat bagus,” sebut Ricky. Secara proporsi, ekspor Mayora untuk produk kategori kopi kontribusinya mencapai 20 persen.
Nilai ekspor kopi Mayora lewat anak perusahaannya PT Torabika Eka Semesta, sejauh ini terus meningkat tiap tahunnya. Hal itu karena produksi kopi untuk berbagai varian juga terus digenjot, “di Pabrik Cikupa saja kapasitas produksi bisa mencapai 50 juta bungkus per hari dan selain untuk kebutuhan domestik juga untuk kebutuhan ekspor.”
“Secara total, jika kontribusi ekspor sebuah perusahaan mencapai lebih dari 30 persen untuk bisnis lokal maka hal itu sudah merupakan bisnis yang solid. Dan kami terus melakukan ekspansi khususnya kopi di beberapa negara baru. Di Lebanon, Torabika sedang booming dibicarakan karena kepraktisan di dalam menyeduh kopi.”
Dengan hadirnya Torabika Creamy Latte, Mayora Grup telah menambah portofolio di kategori kopi menjadi 8 produk. Anak usaha PT Mayora Indah Tbk ini telah merilis beberapa varian, seperti Torabika Duo, Torabika Oke, Torabika Susu Full Cream, Torabika Capuccino, Torabika Three in One, Torabika Moka, Torabika Susu Full Cream, dan Torabika Campuran.
Bicara soal target Mayora, ungkap Ricky, kami tentu saja ingin dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional. Melirik pertumbuhan Mayora Grup di tahun 2013 mencapai Rp 12 triliun dan tahun 2014 sebesar 14 triliun, Maka kita lihat target growth dari pemerintah kan di angka berapa, maka kita tentu harus mengejar dua kalinya. “Ini adalah kesempatan yang harus dikejar termasuk di kategori kopi,” sebutnya.
Sejatinya pada tahun 2013, volume bisnis kopi di Indonesia terus meningkat dan diperkirakan sudah mencapai sekitar Rp 22 triliun yang bersumber dari empat segmen, yaitu kopi tubruk, kopi lifestyle, hardcore coffee (specialty coffee alias kopi eksotis khas daerah tertentu) plus kopi instan. Sementara pertumbuhannya dari tahun ke tahun ditaksir berada di kisaran 15 persen hingga 20 persen dengan kontributor utama segmen kopi siap minum. *
