Chris Feng, CEO Shopee, dalam peluncuran Shopee di Jakarta, Selasa (1/12).
Menurut data We Are Social bertajuk Southeast Asia Digital Landscape, menunjukkan bahwa angka pengguna aktif social media di Indonesia mencapai 79 juta user, dimana hampir 65 persennya menggunakan social media untuk membeli dan menjual barang. Melihat peluang tersebut, mobile commerce Shopee resmi hadir di Indonesia awal Desember 2015 ini.
“Pertumbuhan online enterpreneurdi Indonesia cukup besar dan sangat potensial. Untuk itu, tidak seperti online shop yang sudah ada di Indonesia, kami hadir mobile commerce platformyang tidak hanya memasarkan produk tetapi sekaligus memungkinkan interaksi langsung antara penjual dengan pembeli," ungkap Chris Feng, CEO Shopee yang memposisikan Shopee sebagai consumer to consumer (C2C) marketplace.
Sejak soft launch pada Juni 2015 di Apple Store dan Google Play, total user Shopee saat ini sudah mencapai 1,3 juta pengguna aktif di Indonesia. Lalu sudah ada 700 ribu daftar produk dengan 60 ribu seller yang sudah bergabung di Shopee. Selain di Indonesia, Shopee juga hadir di Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Taiwan.
Dari total listing product Shopee di Indonesia, fesyen adalah kategori produk terbanyak. Disusul makanan, kosmetik, gadget, dan sebagainya. Saat ini, diakui Chris, Shopee hanya fokus untuk memasarkan hasil produk para enterpreneur lokal. Terkait profit, ia juga menegaskan bahwa 100 persen profit produk untuk seller, dan Shopee hanya sebatas menyediakan mobile platform.
"Untuk saat ini, profit sepenuhnya milik para seller, kami benar-benar hanya penyedia platform untuk memasarkan produk para online enterpreneur. Namun ke depan, untuk monetisasi mungkin kami akan mencobanya dengan iklan," pungkas Chris yang menyebut bahwa total transaksi Shopee saat ini mencapai 100 ribu dalam sebulan, dimana Shopee Indonesia adalah salah satu penyumbang terbesar.
