Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI), Sepetember 2013 ini meresmikan jalur produksi baru serta pembangunan Pusat Distribusi Regional seluas 11 ribu meter persegi di area pabrik CCAI Medan, Sumatera Utara. Pembangunan pabrik ini menambah angka investasi perusahaan sebesar USD 30 juta untuk wilayah Sumatera.
Pabrik CCAI di Medan resmi beroperasi mulai September 2013 ini, dengan kapasitas produksi hingga 30 ribu krat per hari.
Dikatakan oleh Stuart Comino, Acting Director CCAI, “Ini adalah investasi untuk menunjang bisnis kami di Indonesia secara keseluruhan. Bisnis kami di Indonesia terus berkembang dengan pertumbuhan sebesar 15% di tahun ini, didukung dengan gencarnya penetrasi kulkas Coca-Cola di pasar yang terus bertambah.”
Pabrik yang terletak di area seluas 50 ribu meter persegi ini memiliki kekuatan empat mesin produksi, dengan kapasitas produksi hingga 30 ribu krat per hari. Medan adalah pabrik kedua CCAI di tahun ini yang dilengkapi dengan fasilitas Pusat Distribusi Regional.
“Sebelumnya CCAI juga telah membangun Pusat Distribusi Regional lebih besar di Cibitung, Bekasi, yang telah beroperasi di awal 2013. Kami juga berencana untuk membangun Pusat Distribusi Regional di Semarang yang ditargetkan rampung pada Juli 2014,” terang Stuart dalam siaran pers yang diterima MIX.
Karena itu, lanjutnya, selain menambah jalur produksi dan Pusat Distribusi Regional, area kantor CCAI di pabrik Medan juga direvitalisasi untuk mendukung komitmen perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik dan aman bagi semua karyawan. “Saat ini, Coca-Cola Amatil Indonesia memperkerjakan lebih dari 1.000 karyawan di wilayah Sumatera,” papar Stuart.
Ke depan, CCAI akan terus berinvestasi untuk meningkatkan kapasitas produksi dan distribusi di Indonesia. “Kami percaya dan senantiasa positif akan prospek negara ini, maka kami akan terus memposisikan bisnis kami dengan maksimal untuk berpartisipasi dalam industri minuman siap saji yang terus bertumbuh dengan cepat, serta membantu pengembangan masyarakat lokal di mana pun kami beroperasi,” pungkas Stuart.
