Collier International mengumumkan hasil studinya hari ini (19/11) mengenai pasar ritel global. Riset yang dilakukan terhadap 125 pasar ritel di 50 negara di dunia tersebut menunjukkan bahwa ritel barang mewah terus menunjukkan pertumbuhannya di beberapa pasar kelas atas dan beberapa kota utama di Asia. Sementara itu, hasil riset juga menunjukkan bahwa e-commerce mengalami pertumbuhan di pasar Asia.
e-Commerce jadi salah satu ancaman peritel
Menurut rilis yang diterima MIX Marcomm, salah satu faktor utama yang mendorong penjualan barang mewah adalah meningkatnya kepercayaan diri konsumen yang disebabkan oleh memudarnya bayang – bayang krisis ekonomi global. Meningkatnya daya beli masyarakat akibat meningkatnya pendapatan juga diyakini sebagai fakor lain yang menyebabkan meningkatnya pasar barang mewah. Faktor inilah yang disebut-sebut menguntungkan peritel barang mewah dan memperlihatkan kemajuan pertumbuhan di beberapa pasar global, termasuk Paris, London, New York dan kota-kota utama di Asia. Pertumbuhan di sektor ini adalah kunci utama yang mendorong ekspansi di seluruh dunia
Temuan riset yang lainnya mengungkapkan bahwa Asia, khususnya Cina dan India, adalah terkena dampak dari meningkatnya popularitas e-commerce. “Merek papan atas akan berlanjut untuk tetap berada di pusat kota, namun merek menengah akan pindah ke sub market karena persediaan ruang ritel di distrik dari beberapa kota seperti Seoul dan Singapore sangat terbatas,” ujarnya.
Oleh karena itu, dikatakan Anjee Solanki, Director Retail Services Colliers International, pasar ritel wajib mewaspadai menjamurnya e-commerce. “Menurut analisa kami, pasar ritel menunjukkan perkembangan secara stabil di berbagai sektor, tapi mereka harus waspada terhadap ancaman dari pertumbuhan ekonomi global dan bayang-bayang dari e-commerce,” tutur Solanki.
Dalam menghadapai persaingan, lanjutnya, peritel dituntut untuk menjadi lebih kreatif dengan konsep dalam menggunakan ruang. Salah satu strategi yang populer adalah mentransformasi toko-toko menjadi showroom agar lebih menarik perhatian konsumen.
Akibatnya, penggunaan ruang ritel pun dituntut menjadi lebih besar. Di Timur Tengah, misalnya, pembangunan mall meningkat. Seperti pembangunan yang sedang berlangsung Yas Mall di Abu Dhabi seluas 235,000 m2, Mall of Egypt di Kairo seluas 163,500 m2, dan Mall of Qatar di Doba yang membutuhkan tanah seluas 250.000 m2. Sementara itu di beberapa kota besar dunia penyewaan ruang ritel meningkat, seperti di New York, Hongkong, London, Milan, Moscow, Paris dan Zurich.