Meski sinetron Indonesia masih menyedot animo penonton, namun demam serial drama "import" rupanya tak pernah surut. Setelah serial drama China, Korea, dan India, kini giliran serial drama Turki yang sedang mewabah. Dimulai dengan serial "Abad Kejayaan" dari ANTV yang tayang pada Januari 2015, serial drama Turki lainnya menyusul membanjiri tayangan televisi nasional.
ANTV misalnya, kini memiliki tiga drama Turki yang sudah tayang. Sebut saja, "Shehrazat", "Chansu Hazal", dan "Cinta Elif". Sementara SCTV, sudah selesai dengan drama serial "Elif", yang akan segera tayang sekuelnya. Di Trans TV, ada serial drama Turki, "Cinta di Musim Cherry".
Dinilai Antonius Pribadi, Media Director DSP Media, saat ini memang sedang mewabah drama serial Turki. "Jika sebelumnya drama serial India mampu menyedot animo masyarakat dengan cerita dan look Asia, maka Turki menawarkan cerita dan look Eropa atau western. Cerita Turki pun lebih variatif, mulai dari cerita romantis hingga keluarga. Dengan demikian, serial drama Turki juga bisa menyasar pasar anak muda," katanya.
Hasilnya, belum genap setahun serial drama Turki mewabah, rating yang diperoleh terhitung sangat signifikan. Ditambahkan Anton, program "Elif" yang tayang di saat non prime time, alias setiap siang, ratingnya tercatat tinggi, mencapai 3. Sementara "Shehrazat" yang tayang setiap pukul 22.00, ratingnya mencapai 4. "Sukses sebuahnya tayangan program memang sangat bergantung pada cerita yang disajikan," yakin Anton.
Ia pun memberi contoh bahwa serial drama India termasuk yang memiliki umur tren cukup panjang. Terbukti, paska program “Mahabharata” yang fenomenal, program hiburan yang menghadirkan artis berwajah India masih diminati hingga kini. Sinetron "Cinta di Langit Tajmahal" yang sedang tayang dan menghadirkan artis India, Shaheer, menjadi buktinya.
Dan, ANTV merupakan salah stasiun televisi yang mampu memaksimalkan momentum serial drama impor. Pada saat tayangan serial drama "Mahabharata" misalnya, ANTV memilih mendatangkan langsung para pemeran utamanya ke Indonesia. Tak tanggung-tanggung, selain program off air berupa Meet and Greet, ANTV juga membuat program reality show dengan melibatkan sang artis India. Termasuk, menyajikan host berwajah India di berbagai program entertain. Bahkan, kedekatan salah satu artis India, Shaheer, dengan pedangdut Ayu Ting Ting makin menambah lama demam India di Tanah Air.
Alhasil, merek sebesar Sosro pun tak ragu memanfaatkan momentum dan trend India, yakni menjadi sponsor utama saat ANTV mendatangkan artis-artis Mahabharata ke Indonesia. Bahkan tak hanya menggenjot pendapatan iklan, serial Mahabharata pun menjadi salah satu program yang mampu meningkatkan daya saing ANTV dibandingkan stasiun televisi lain.
Menurut Anton, memanfaatkan momentum seperti itu sah-sah saja dilakukan oleh para pengiklan. Apalagi, kalau programnya memang direspon positif oleh audience Indonesia. "Kesempatan atau momentum tidak datang dua kali. Oleh karena itu, memanfaatkan momentum dengan menjadi yang pertama atau first in the mind di benak konsumen, merupakan strategi yang efektif dalam membangun brand. Contohnya, Sosro yang telah memanfaat demam India lewat Meet and Greet, built in Branding di off air, iklan loose spot, dan sebagainya," ia mencontohkan.
Di mata Pepy Alamsjah, Marketing & Sales Director Enesis Group—produsen Soffell, Vegeta, Adem Sari, Kispray, Proman, Force Magic, dan Coolant—kehadiran serial drama Turki tak beda jauh dengan serial drama impor sebelumnya maupun sinetron Indonesia pada umumnya.
“Pemanfaatan momentum itu akan sangat bergantung pada penawaran dari stasiun televisi. Artinya, jika hanya sekadar menawarkan program iklan loose spot, maka hal itu menjadi sesuatu yang biasa. Namun, jika stasiun televisi mampu menawarkan paket program yang variatif dan terintegrasi, seperti yang dilakukan ANTV dengan serial drama Mahabharata, maka itu akan menjadi penawaran yang menarik untuk pengiklan,” tutur Pepy.