Jumlah entrepreneur di Indonesia, saat ini masih di level 0,18 persen. Angka itu masih jauh dari target entrepreneur di negara maju--yang menurut PBB bahwa sebuah negara dapat dikatakan negara maju jika jumlah entrepreneur-nya sudah mencapai 2 persen dari total penduduk. Oleh karena itu, HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) memiliki komitmen untuk terus menumbuhkan jumlah entrepreneur di Indonesia sejak usia dini, alias usia muda.
HIPMI resmi menggandeng komunitas Diaspora Indonesia, yang menghasilkan sejumlah kerja sama. Antara lain, kerja sama strategis dengan BNI untuk remiten, dan Polytron untuk membantu mendistribusi produk elektroniknya di Amerika.
Sejumlah program digelar HIPMI demi mencapai target tersebut. Di antaranya, menggelar program "HIPMI-Perguruan Tinggi". Diungkapkan Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum BPP HIPMI, program tersebut bekerja sama dengan kampus-kampus di seluruh Indonesia, dengan misi menyebarkan virus entrepreneurship di kalangan anak muda.
Program lainnya adalah menggandeng Diaspora Indonesia, yaitu komunitas yang terdiri dari orang Indonesia yang berada di luar negeri. Saat ini, diperkirakan ada 8 juta orang Indonesia yang bermukim di luar negeri, baik berprofesi sebagai pengusaha, peneliti, mahasiswa, pekerja profesional, pekerja seni, TKI, dan sebagainya. Sementara itu, ada 1 juta Diaspora di luar negeri yang memiliki bisnis dan investasi, yang masih belum dimanfaatkan secara optimal.
“Ada banyak benefit yang dapat kami peroleh dari kerja sama strategis antara HIPMI dan Diaspora Indonesia. Yakni, sebagai sarana bertukar informasi, saling memanfaatkan networking, serta kerja sama bisnis. Misalnya saja, jika anggota HIPMI ingin melebarkan sayapnya atau melakukan penetrasi ke pasar global, maka dapat memanfaatkan jaringan Diaspora Indonesia. Begitu juga dengan anggota Diaspora yang ingin memperluas bisnisnya di Tanah Air atau melakukan investasi di Indonesia, dapat menggandeng anggota HIPMI, yang kini jumlah anggota aktifnya sudah mencapai lebih dari 40 ribu," papar Oktohari.
Keseriusan HIPMI menggandeng Diaspora Indonesia tak sekadar mendukung setiap kegiatan Diaspora, baik di dalam maupun luar negeri, seperti acara yang baru saja berlangsung di JCC Jakarta pada pertengahan Agustus ini, "Kongres Diaspora Indonesia II", atau pada "Kongres Diaspora I" yang digelar di Amerika. Namun, HIPMI juga membentuk satuan Kelompok Kerja (Pokja) HIPMI Diaspora, yang nantinya khusus menjalankan setiap kegiatan dan strategi yang dilancarkan HIPMI-Diaspora. "Melalui kerja sama tahap pertama ini, kami berharap dapat menghasilkan nilai bisnis atau investasi sebesar USD 1 miliar," target Oktohari.
Sampai saat ini, sejumlah kerja sama sudah dihasilkan oleh Diaspora Indonesia. Antara lain, kerja sama strategis dengan BNI untuk remiten dan Polytron untuk membantu mendistribusi produk elektroniknya di Amerika. Termasuk, kerja sama dengan perusahaan di Amerika yang bergerak di bidang financial services, khusus green energy, yang kini tengah dalam penjajakan.
Dituturkan Dino Patti Djalal, Pemrakarsa Diaspora Indonesia yang juga Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, "Dengan adanya kerja sama antara Diaspora Indonesia dan HIPMI, saya percaya akan lahir diaspora sukses dengan profesi pengusaha, yang nantinya bukan saja dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat meningkatkan citra positif bangsa Indonesia sebagai pencetak pengusaha yang unggul."