Headline

Usai menggelar kegiatan "HIPMI Trade Mission USA" pada 19-28 Juni 2013 lalu—sebagai salah satu upaya marketing sekaligus komunikasi HIPMI ke mancanegara—para delegasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) sukses memetik berbagai peluang di bisnis franchise. Tak kurang dari 400 brand ternama yang tersebar dari seluruh dunia diprediksi mampu menjadi celah bisnis yang dapat dikembangkan di Tanah Air.

Melalui program kunjungan "HIPMI Trade Mission USA", HIPMI ingin membuka peluang bisnis waralaba di Tanah Air, dan tak kurang dari 400 brand ternama yang tersebar dari seluruh dunia diprediksi mampu menjadi celah bisnis yang dapat dikembangkan di Indonesia.

Perhelatan " Trade Mission USA" terkait franchise itu memang merupakan kerja sama HIPMI dengan US Commercial Service of US Embassy Jakarta. Terkait dengan HIPMI Trade Mission USA 2013, HIPMI juga bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI Washington DC) dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI New York).

"Pihak KJRI New York siap membantu memfasilitasi dan membuka hubungan perdagangan dengan relasi yang ada di New York. Termasuk, menyelenggarkan acara terkait dengan Tourism, Trade, dan Investment," ujar Ghafur Akbar Dharmaputra, Konjen RI New York.

Dalam misi dagang ke Amerika itu, HIPMI juga berkesempatan berjumpa dengan U.S. Trade and Development Agency (USTDA). Sebagai institusi Pemerintah AS yang dibentuk untuk membantu perusahaan-perusahaan AS, USTDA juga menciptakan lapangan pekerjaan melalui ekspor, baik barang maupun jasa ke negara-negara Emerging Economies, salah satunya Indonesia. Sektor yang dicakup USTDA, antara lain bidang energi, power, dan transportasi. Saat ini program-program USTDA di Indonesia di antaranya adalah feasibility study untuk pengembangan Cibuni Geothermal Power Plant sebesar 30 Megawatt (melalui Teknosatria Energi Geothermal-TEG) dan bantuan teknis untuk pemberian signal dan telekomunikasi PT KAI.

Adapun pertemuan HIPMI dengan US ASEAN Business Council membahas beberapa peluang kerja sama antara perusahaan di AS dan perusahaan Indonesia di bawah HIPMI. Sebut saja, usulan workshop atau training, dan beberapa usulan kerja sama lainnya. Hadir dalam pertemuan tersebut, Wallis Yu yang menyampaikan mengenai Commercial Dialogue antara AS dan Indonesia yang dibentuk untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan AS, lewat private-to-private partnership.

"Terbuka kesempatan bagi anggota HIPMI untuk mengajukan berbagai project di bawah mekanisme Commercial Dialogue dan melakukan project bersama yang dapat membantu meningkatkan kerja sama kedua negara," ungkap Wallis Yu.

Hardini Puspasari, Ketua Panitia HIPMI Trade Mission USA 2013, mengatakan, “Kunjungan Delegasi HIPMI ke Amerika bukan sekadar datang berkunjung di Acara International Franchise Expo. Namun, HIPMI dan para delegasi dapat memperoleh insight trade mission kali ini, termasuk terbentuknya networking antara HIPMI dan counterpart ekonomi HIPMI di AS serta terbukanya berbagai kesempatan kerja sama baik private-to-private maupun private-to-government."

Delegasi HIPMI yang turut serta, selain dari Jakarta, juga banyak pengusaha yang berasal dari Kalimantan Timur, Bali, Makassar, Jambi, Batam, hingga Bogor. "Kami berharap agar para pengusaha daerah dapat mengembangkan usaha dan memajukan daerahnya masing-masing. HIPMI juga berharap, kegiatan trade mission ini dapat meningkatkan peluang investasi maupun kerja sama bisnis. Dalam jangka menengah, diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan lebih besar di Indonesia,” tambah Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum HIPMI.