Hashtags atau yang kerapkali dikenal dengan tagar (tanda pagar) merupakan bagian penting dari budaya online. Dengan menggunakan hashtags, upaya pemasaran lewat media online dan social media (online campaign) dapat berdampak maksimal bagi bisnis mereka.
Sayangnya, banyak marketers atau pemasar tidak memahami betul bagaimana menggunakan hashtags untuk memaksimalkan upaya pemasaran mereka di lini maya. Padahal, kalau marketers mampu menggunakan dan memanfaatkan hashtags, maka upaya marketing komunikasi di media online akan berdampak luar biasa. Mulai dari kampanye komunikasi yang menyebar dan teramplifikasi di Twitter, Facebook, Google+, Instagram, hingga pencarian di mesin pencari Google. Bahkan, LinkedIn tengah berieksperimen dan belum menyerah dengan hashtags.
Seperti yang dikutip oleh Business2Community.com, ada sejumlah alasan mengapa hashtags wajib dimanfaatkan oleh marketers dalam strategi online marketing. Pertama, hashtags telah digunakan pada jejaring sosial yang kini paling popular di dunia. Antara lain, Twitter, Facebook, Google+, Instagram, Vine, dan Pinterest. Kedua, hashtags adalah cara yang paling popular dalam mengkategorikan konten di media sosial. Ketiga, Hashtags membuat konten pemasaran Anda mudah ditemukan media online. Keempat, hashtagas memungkinkan marketers untuk menemukan konten yang relevan dengan bisnis lain. Kelima, hashtags juga memungkinkan marketers untuk terhubung dan engage dengan pengguna media sosial lain berdasarkan tema-tema kebanyakan atau umum.
Sejatinya, melalui hashtags yang senantiasa di-update, marketers berpotensi memperoleh klien potensial. Dengan hashtags, tidak mungkin netizen tidak melihat posting dari kampanye brand Anda. Sebaliknya, hashtags dapat menciptakan buzz tambahan dan eksposur untuk bisnis Anda.
Lantas, di mana seharusnya hashtags ditempatkan? Marketers dapat menggunakan hashtags di halaman pribadi dan bisnis mereka, di online group, bahkan di bagian komentar. Pendeknya, marketers dapat menggunakan hashtags di mana saja.
Perlu diingat, hashtags harus SATU kata. Kapitalisasi tidak menjadi masalah. Marketers dapat memilih kapitalisasi apapun yang Anda inginkan dalam kata-kata sendiri, karena hashtags akan menunjukkan hasil yang sama. Contohnya #FacebookMarketing dengan #facebookmarketing akan menunjukkan hasil pencarian yang sama.
Ada lima manfaat kampanye peamsaran di online dengan menggunakan hashtags. Pertama, Tweet dengan hashtags mendapatkan dua kali lebih engagement dibandingkan dengan Tweet tanpa hashtags. Kedua, pada Instagram, interaksi tertinggi diperoleh dari posting yang menggunakan lebih dari 11 hashtags.
Ketiga, di Google+, posting Anda yang diberikan hashtags secara otomatis juga dapat diedit atau ditambahkan sendiri. Bahkan, marketers dapat menambahkan hashtags dalam halaman komentar Anda, sehingga peluang untuk ditemukan menjadi lebih besar.
Keempat, karena Google+ merupakan jaringan sosial Google, maka hashtags saat ini terhubung langsung ke mesin pencari Google. Itu artinya, jika netizen mengetik pencarian dengan hashtag, Anda akan mendapatkan hasil pencarian normal plus aneka posting Google+ yang relevan dengan hashtags tersebut.
Tips Agar Hashtags Efektif
Pertama, jadilah spesifik ketika menggunakan hashtags: Semakin spesifik marketers bisa merancang dengan hashtag mereka, maka target audiens akan menjadi lebih targeted. Sebab, audience yang lebih targeted umumnya memiliki tingkat keterlibatan atau engagement dengan brand yang lebih baik.
Kedua, jangan terlalu panjang atau terlalu “pintar” dalam membuat hashtags. Jika marketers membuat hashtags dengan merek mereka, maka marketers harus mencoba untuk tetap menggungakan hashtags yang pendek dan manis.
Ketiga, jangan memiliki banyak hashtags dengan banyak kata, kecuali pada Instagram. Keempat, jangan hashtags segala sesuatu di posting kampanye pemasaran Anda. Kelima, ada tools yang dapat digunakan untuk mengelola hashtags Anda. Di antaranya, Hashtagify.me, RiteTag, Tagboard, dan Trendsmap.
