Meski media berbasis teknologi tengah terhampar luas, tidak berarti pemasar harus mengandalkan hanya pada teknologi dalam melakukan semua proses mereka. CEO mpirE Media Luke Taylor mengatakan, “Marketing tetap saja memiliki komponen human relationship untuk memastikan bahwa tercipta hubungan kuat antara brand dengan konsumen. Sejatinya, human relationship adalah kunci untuk menciptakan strategi yang tepat. Itu artinya, pemasar harus memiliki komponen human relationship sama baiknya dalam menganalisis data. "
5. Memiliki Terlalu Banyak Agensi
Tantangan dari brand-brand besar adalah memiliki beberapa agensi untuk turut mengelola brand sesuai spesilisasinya. Dikatakan Direktur Undertow Media Sarah La Roche, "Memilih mitra yang tepat merupakan bagian penting untuk memastikan kesuksesan dan membantu membuat kerja pemasar lebih mudah. Pemasar yang cerdas adalah yang mampu bermitra dengan agensi secara kolaboratif dan lebih memberdayakan tim internal mereka sesuai keahlian dari masing-masing personil. Sebab, pitching untuk menentukan agensi yang tepat butuh waktu. Termasuk, mensinergikan antaragensi.”
6. Menempatkan Alur Kerja Email di atas Kreativitas
COO Bastion Group Michelle Cox sering bertemu CMO yang kewalahan. Tidak hanya kewalahan dengan beban kerja mereka sehari-hari, tetapi juga keragaman pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka.
"Saat ini, digital, social media, pembuatan konten, branding, dan sponsorship, semuanya membuat bauran pemasaran menjadi lebih luas. Itu artinya, CMO lebih sibuk dari sebelumnya. Ini dapat memiliki dampak buruk pada proses kreatif. Sebab, memeriksa email sepanjang waktu membuat Anda kehilangan fokus dan efektivitas. Bahkan, kehilangan kreativitas,” tuturnya.
Cox menyarankan pemasar mematikan email untuk beberapa saat, untuk didedikasikan sekaligus memprioritaskan pada penciptaan ide-ide atau konsep kreatif yang segar dan baru, tanpa diganggu oleh email yang masuk. "Prioritas adalah kuncinya," katanya.
7. Mengabaikan Kelemahan Para Profesional
Pemasar modern diharapkan untuk mengetahui segala sesuatu dan bereaksi dengan cepat. Namun menurut Cox, tidak mungkin bagi CMO menjadi 'Jack atau Jill' dari semua perdagangan. Sebaliknya, dia menyarankan memanfaatkan tim ahli atau para profesional yang berdedikasi dan berbakat untuk memungkinkan tugas-tugas yang dikerjakan memiliki hasil yang lebih cepat. “Kuncinya adalah delegasikan pekerjaan kepada tim spesialis yang ahli dan profesional di bidangnya yang mampu menghasilkan ROI (Return of Investment) sesuai dengan waktu yang sudah dialokasikan,” sarannya.