Sementara itu, di gaya hidup Screen, potensi pasarnya dapat dilihat dari tingginya konsumsi masyarakat Indonesia pada layar digital. "Hal itu ditandai dengan tingginya nilai bisnis eSport maupun video games. Nilai bisnis video games di Indonesia pada 2018 misalnya, mampu mencapai US$ 1,2 miliar atau tumbuh 15%.
"Dari keempat konsumsi Gaya Hidup 4S itu, kami memprediksi, gaya hidup Sun memiliki potensi yang paling tinggi dalam lima tahun ke depan. Sebab, pemerintah telah menetapkan 10 Bali Baru guna menjadikan daerah-daerah di Indonesia sebagai destinasi wisata baru. Selain itu, keputusan pindah ibukota ke Kalimantan, juga akan berpengaruh pada pertumbuhan bisnis di sektor travel atau Sun," lanjut Enrico.
Fakta itu tentu saja tidak dilewatkan UOB. Ditambahkan Kevin Lam, Presiden Direktur PT Bank UOB Indonesia, segmen millennial memang menjadi pasar yang sangat menjanjikan. Oleh karena itu, dari total nasabah UOB Indonesia yang mencapai 500 ribu, hampir separuhnya atau 200 ribu adalah nasabah millennial. "Segmen millennial yang kami maksud adalah young professional dan young family," ujarnya.
Ke depan, UOB Indonesia menargetkan jumlah nasabah mencapai 1 juta, dimana segmen millennial diharapkan dapat berkontribusi hingga 75%. Untuk mencapai target tersebut, sejumlah strategi pun dilancarkan UOB Indonesia. Misalnya, dengan menghadirkan produk kartu kredit dengan aneka tawaran menarik untuk paket travel. "Kami juga berencana meluncurkan aplikasi digital TMRW (Tomorrow) di tahun ini, yang sudah lebih dulu dirilis di Thailand," pungkas Kevin.