Karena itu beberapa kearitf iklan jarang yang merekomendasikannya. Dengan kata lain, pengiklan berhati-hati dalam melakukan repeat iklan. Termasuk jika yang digunakan iklan-iklan yang lucu, karena iklan lucu pun bisa kehilangan gregetnya kalau diulang-ulang dalam tempo singkat. Lebih baik iklan tetap dipasang menyebar di segmen waktu yang berbeda-beda supaya iklan itu mampu menjangkau jumlah penonton yang lebih banyak dan beragam. Sebab di ulang-ulang dalam waktu yang singkat berarti penontonnya masih itu-itu juga.
Karena itu, sebaiknya dibuat iklan-iklan yang menarik atau lucu dengan pemasangannya yang disebar di berbagai segmen waktu. Dengan cara itu brand awareness akan tetap bisa didapat, sebab kekuatan sebuah iklan ada pada daya tariknya untuk mampu mencuri perhatian penonton dan membuat mereka terkesan.
Pengiklan yang melakukan repeat iklan, bukan tidak mengetahui konsekuensi yang bisa ditimbulkan. Bahkan mereka menyadarinya, sehingga bagi Wafer Tanggo misalnya, iklan yang di repeat hanya sekitar 40 persen dari total seluruh jam tayang iklannya. Mereka sadar bahwa iklan yang diulang-ulang akan sangat membosankan. Tetapi karena objektifnya memang mengejar target awarenes yang tinggi dalam waktu singkat, maka pilihan yang paling efisien adalah me-repeat iklan.
Diliuar itu, iklan yang di-repeat, memunculkan benturan kepentingan creatif iklan di satu sisi dengan kepentingan sales di sisi lain. Iklan yang sukses dari segi kreatif memang belum tentu sukses mendorong peningkatan sales produk. Sebaliknya iklan yang sukses pada aspek sales belum tentu sukses pada sisi kreatifnya.
Jadi trik me-repeat iklan tergantung objectiv-nya. Seorang pemasar jelas mengejar target sales, dan seorang creatif periklanan tentu selalu mengajak membuat iklan kreatif. Tapi yang penting jangan ada yang dikorbankan termasuk penonton. Bukankah iklan juga hiburan?