Misalnya saja, dalam edisi khusus 17 Agustus yang tahun lalu mengambil tema tentang Chairil Anwar, karena sudah dipersiapkan tiga sampai empat bulan sebelumnya, tim iklan kemudian mengusulkan membuat acara off air dalam bentuk pembacaan puisi. Ini salah satu model kerjasama unit bisnis dengan redaksi.
Contoh lain dalam kerjasama dengan Kementrian Pedesaan. Karena temanya menarik dan banyak menyajikan info baru, maka tema kerjasama tersebut diangkat sebagai bahasan tersendiri secara editorial. Tim bisnis kemudian merancang awarding untuk desa terbaik dengan sponsorship Kementrian. Namun kementrian tidak mengintervensi penjurian. *
Majalah Unggul Di Waktu Edar dan Kedalaman
Pada dasarnya ketika melakukan media planning, seperti diungkapkan oleh Laurentius Iwan Pranoto, Manager Communication and Event Asuransi Astra, pemilik brand memiliki setidaknya tiga pertimbangan. Pertama perubahan teknologi, kedua consumer behavior dan ketiga, sudah tentu, segmen yang dituju agar brand awareness, persepsi dan rekomendasi brand tersebut tepat sasaran.
Dari situ Iwan dan kawan-kawan kemudian memilih media yang begitu banyak jenisnya, untuk berkomunikasi. Channel dipilih sesuai dengan tujuan kampanye dan budget yang dimiliki. Saat ini yang menjadi primadona untuk berkomunikasi memang channel online/digital, namun Asuransi Astra masih mengombinasikannya dengan media tradisional yang sesuai dengan segmen pelanggan yang mereka tuju.
Merek Garda Oto sebagai produk asuransi mobil dari Asuransi Astra dan Asuransi Bisnis Commercial, menurutnya, tepat hadir di majalah bisnis yang pembacanya kalangan pemilik usaha, CEO dan profesional bisnis. Majalah (fisik) menurut Iwan memiliki keunggulan dari waktu edar yang lebih lama dengan bahasan lebih mendalam. “Apalagi majalah fisik tersebut disubtitusi menjadi e-magazine yang bisa dibaca orang melaui tablet,” ujarnya.
Bagaimana pun juga, lanjut Iwan, saat ini perilaku konsumen (walau tidak semua, karena masih ada saja yang gagap teknologi) sudah berubah. Mereka lebih sering berhubungan dengan gadget sehingga kebiasaan membaca media cetak (fisik) pun berkurang. Mereka lebih nyaman mencari berita melalui feeding seperti Flipboard atau malah melalui akun media sosial mereka.
Bagi brand, online unggul karena langsung masuk ke sasaran, indikatornya sangat terukur, fleksibel dan memiliki engagement. “Dalam kondisi ini merek tentu perlu menyesuaikan diri,” ujarnya. Karena pertimbangan ini, ketika melakukan integrasi komunikasi antara media tradisional dan online, tim Iwan selalu melakukannya dengan seksama. Dengan demikian komunikasi bisa dilakukan secara efektif dan efisien. *