Perdebatan mengenai pentingnya mengukur social media engagement terus berlanjut. Dalam artikel yang dibuat oleh William J. Comcowich, sebagaimana di lansir dari situs http://www.business2community.com, disebutkan bahwa mengukur engagement merupakan salah satu isu kontroversial dan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh para social media marketers. Beberapa marketers bertindak seakan-akan jumlah share dan likes merupakan indikator terpenting dalam mengukur kesuksesan; dalam salah satu postingan terbaru di CyberAlert, diketahui bahwa sebagian marketers lainnya justru berpendapat bahwa pengukuran engagement bukanlah hal yang penting.
Vice President dan Principal Analyst dari Forrester, Nate Elliott, baru-baru ini menyatakan bahwa engagement di sosial media bukan lah sebuah matriks yang berguna. Hal ini tidak berkorelasi dengan matriks bisis seperti loyalitas atau sales. Elliott menyarankan bagi para markters untuk berhenti mengukur engagement.
“Jika Anda adalah seorang social marketer dan Anda ingin membuat atasan Anda terkesan -serta menambah pemasukkan untuk usaha-usaha Anda – maka ini lah saatnya untuk berhenti mengukur sosial engagement,” tulis Elliott di dalam artikelnya yang diberi judul “Stop Measuring Social Engangement. “Sebaiknya, bawalah laporan CMO dari tracking penjualan vendor-vendor maupun platform yang dapat mengumpulkan data untuk kemudian di masukkan ke dalam database pelanggan, dan gunakan alat-alat survei. Anda akan berbicara dalam bahasa mereka, dan budget Anda juga akan membawa keuntungan.
Bahkan Facebook sendiri telah memberi peringatan bahwa matriks engagement “bukanlah sebuah indikator yang reliabel” mengenai apakah social marketing membantu meningkatkan bisnis Anda, ungkapnya.
Engagement mungkin bukanlah matriks terbaik dan mungkin memiliki sedikit atau tidak berhubungan terhadap goal bisnis seperti tingkat penjualan dan loyalitas konsumen, ungkap Mark Traphagen, Senior Director di Online Marketing for Stone Temple Consulting. Namun engagement jauh dari kata tidak berguna, menurutnya di dalam kolum Marketers Land.
Walaupun jumlah followers, likes, shares dan retweet tidak mengukur kesuksesan marketing, mereka mampu mengungkap informasi penting yang akan sayang bila tidak dihiraukan oleh para marketers.
Bagaimana Social Media Engagement Dapat Membantu Marketers
Evaluasi Konten Anda
Engagement dapat mengindikasikan apakah konten Anda menarik bagi audiens atau tidak. Analisis yang lebih mendalam dapat mengungkap tipe followers seperti apa yang paling engage dan identifikasi para influencers serta biggest fans Anda.
Matriks engagement dapat menunjukkan network mana yang lebih berharga untuk organisasi Anda dan ke mana para tim marketing seharusnya mempercayakan sumber daya-sumber daya yang ada. Engagement “one-click” seperti Facebook likes memang mampu sedikit berpengaruh dalam meningkatkan reach dari postingan Anda, namun shares dan retweet lah yang mampu membawa post Anda kehadapan lebih banyak orang.
Mendorong Traffic Website
Hasil studi di internet serta pengalaman dari perusahaannya saling berkontradiksi terhadap pernyataan keras Forrester bahwa sosial media reach tidak mendorong traffic website sekaligus hasil organic search-nya, ungkap Traphagen. Sebuah studi yang dilakukan oleh Socialbakers menyimpulkan bahwa jumlah interaksi sosial dengan postingan di sosial media perusahaan berkorelasi terhadap jumlah kunjungan ke websites perusahaan tersebut. Ketika interaksi sosial media meningkat, traffic website juga meningkat. Studi lainnya juga menunjukan hubungan antara engagement dan traffic organic. Menurut Traphagen, engagement adalah salah satu cara mengukur kesuksesan website.
Sosial engagement dapat meningkatkan eksposur terhadap konten Anda,...