Dengan kata lain, biometrik ini merupakan indikator indikator spontan atau tindakan yang tidak melalui proses kognisi. Seperti diketahui, dalam teori komunikasi ada asumsi bahwa tindakan seseorang merupakan refleksi dari apa yang ada di dalam pikirannya. Dalam konteks biometrics hal tersebut tidak berlaku.
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan seputar riset adalah ukuran sampel. Metodologi penelitian tradisional seperti survey membutuhkan ukuran sampel yang cukup besar untuk mendekati validitas statistik. Namun dalamn neuroscience ukuran sample bukanlah masalah besar. Karena otak manusia begitu sangat mirip dan menyeluruh maka penelitian neuromarketing hanya membutuhkan sekitar 10 persen dari ukuran sample yang diperlukan oleh survei konvensional.
Menurut Pradeep, tidak peduli seberapa besar ukuran sampelnya, hasil penelitian konvensional juga rentan terhadap fakta neurologis dasar. Misalnya, apakah otak kita benar-benar merasakan dan menyadari adanya perbedaan antara apa yang kita katakan, kita dirasakan dan ingat ketika kita bertanya.
Karena teknik yang digunakan itu, Scott menilai bahwa judul buku ini yang menggunakan kata”secret” tidaklah berlebihan. Dari pengalaman membaca buku ini, Scott berhasil membuka misteri pemasaran yang disajikan Pradeep di hampir setiap bab bukunya. Misalnya, tentang perbedaan antara otak pria dan wanita yang bisa jadi sangat bermanfaat bagi pemasar. Pembaca juga bisa mengetahui bahwa ternyata otak berubah sejalan dengan perkembangan usia, sehingga pemasar bisa menyusun strategi pemasaran berdasarkan kelompok umur.
Perempuan, terutama ibu-ibu, umumnya yang sangat terampil keterampilan untuk berempati, menonton orang lain dan mengetahui apa yang mereka rasakan, bahkan seringkali apa yang mereka butuhkan. Otak perempuan ibarat kabel melilit yang selalu berusaha menemukan komunitas dan menggunakan kemampuan empatinya untuk terus menemukan komunitasnya itu. Bagaimana pemasar menghadapi situasi seperti ini, ketika menyajikan pesan, packaging, produk, atau atmosfer toko kepada audiens yang sebagian besar perempuan, cobalah pemasar terlibat dalam pikiran empatinya pikiran. Karena perempuan sangat menikmati kebersamaan, maka masuklah ke dalam kelompok perempuan tersebut.
Proses interaksi yang berlangsung secara sadar dan bawah sadar dalam otak manusia menyajikan tantangan mendasar bagi orang-orang yang terlibat dalam pengembangan produk dan mendapatkan orang lain untuk membeli serta mencobanya. Pemasar dan pengembang produk sudah menduga ini selama bertahun-tahun. Namun, jika orang tidak memiliki akses ke sumber dari keputusan mereka dan perilaku (otak, red), maka mereka tidak dapat memberitahu kita mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan.
Jadi jika kita hanya mendengarkan laporan yang mereka artikulasikan -- seperti yag dihasilkan penelitian survey – tentang apa yang mereka suka dan tidak suka, kita mungkin tersesat. Kesalahan inilah yang membuat sekitar 80 persen produk baru gagal di pasar. Disini saya setuju bahwa untuk meluncurkan produk baru dibutuhkan pemahaman mendalam tentang calon konsumen. Disinilah letak pentingnya buku ini.