Kemunculan e-commerce sejak awal tahun 2000-an telah membawa dampak menguntungkan bagi berbagai perusahaan-perusahaan besar. Sebaliknya, saat itu perusahaan-perusahaan kecil (UKM) kesulitan justru untuk memasukinya. Para pengusaha UKM pada saat itu tidak berani mengeluarkan biaya besar untuk berinvestasi di ranah online store karena bagi mereka hal tersebut berrisiko dan tidak ada jaminan bahwa mereka pasti sukses. Hal ini yang pada akhirnya membuat pada saat itu e-commerce benar-benar didominasi oleh perusahaan-perusahaan bermodal besar.
Namun kondisi tersebut sudah mengalami perubahan. Di tahun 2015, lanskap e-commerce telah mengalami perubahan besar. Saat ini ada berbagai platform e-commerce yang memungkinkan para pelaku usaha kecil untuk menjual produk mereka di situsnya, hanya dengan membayar biaya yang terjangkau. Dengan sendirinya, hambatan bagi para pengusaha UKM untuk merangkul e-commerce menjadi semakin kecil. Ini pula yang menyebabkan kompetisi di antara para pelaku bisnis dalam hal penjualan secara online semakin ketat setiap tahunnya.
Menurut artikel yang dilansir oleh BusinessVibes di situs www.business2community.com, merupakan hal yang jelas bahwa untuk memenangkan persaingan di dunia e-commerce tidak cukup hanya dengan membuka toko online saja. Para pelaku usaha harus mampu mengeksekusi customer service, sosial media, sistem delivery, dan sebagainya untuk dapat sukses di dalam dunia e-commerce. Berikut ini adalah beberapa cara bagi para pelaku UKM agar dapat sukses berbisnis melalui e-commerce.
1. Siap Merangkul Mobile
Mobile shopping adalah area dengan pertumbuhan tertinggi di dalam dunia e-commerce. Pada April 2015, Google telah merilis algoritma baru untuk hasil pencarian mobile situs brand. Dengan algoritma tersebut, situs-situs yang tidak bersiap “mobile ready” akan mengalami pinalti. Ini artinya, para pelaku bisnis yang memanfaatkan UKM harus mampu menghadirkan “experience” di dunia mobile.
2. Kurasi Konten
Tren kurasi konten pada awalnya dimulai oleh perusahaan-perusahaan bisnis, namun saat ini perusahaan kecil pun telah berhasil beradaptasi dengan tren ini melalui media sosial, inspiration guides dan logbook. Saat ini banyak netizen yang mencari tahu dan mempelajari tentang produk-produk yang dijual secara online sebelum mereka memutuskan untuk membelinya. Para netizen tersebut menginginkan tampilan website yang menarik, dibandingkan hanya sekedar sekumpulan list produk yang dijual. Jejaring sosial imagery semacam Pinterest atau Instagram merupakan cara paling populer bagi kalangan pelaku UKM untuk memperlihatkan konten produk-produk mereka. Perkembangan tren ini pula lah yang membuat para pelaku UKM harus berjuang tampil menonjol di tengah crowd pasar, serta menyediakan konten yang mampu mengedukasi audiens tentang produk mereka ketimbang hanya sekedar hard selling.
3. Delivery
Di masa yang akan datang, konsumen tidak akan lagi mampu mentoleransi layanan pesan antar yang tidak efisien. Perusahan-perusahaan sekaliber Amazon menginvestasikan jutaan Dollar untuk memastikan bahwa proses delivery mereka berjalan efisien. Ini artinya, konsumen belajar untuk berekspektasi tinggi pada hal efisiensi. Apabila para pelaku bisnis tidak dapat menyediakan layanan delivery yang efisien, konsumen akan menilai mereka tidak kompeten. Meskipun pelaku UKM sulit untuk mengimbangi tingkat servis seperti itu, mereka dapat menggunakan berbagai layanan delivery yang reliabel dan efisien bagi konsumen di seluruh dunia.
4. Customer Support
Konsumen memiliki waktu atensi yang singkat. Jika mereka menemukan beberapa masalah di sepanjang perjalanan belanja mereka, maka mereka akan cenderung memutuskan untuk membatalkan proses belanja mereka. Bisnis-bisnis besar telah mampu beradaptasi dengan baik untuk aspek ini, yakni dengan menyediakan layanan live chat untuk memberikan jawaban cepat kepada pertanyaan konsumen. Bisnis-bisnis ini juga menyediakan help desk di mana konsumen dapat dengan mudah mencari jawaban atas pertanyaan mereka. Ke depannya, pelaku UKM perlu untuk menyediakan dan mengadaptasi fasilitas support konsumen ini.
5. Personalisasi
Personalisasi online shopping adalah sebuah teknik yang digunakan cukup baik oleh platform e-commerce besar seperti Amazon dan Ebay untuk meningkatkan penjualan hanya dengan menunjukkan produk-produk kepada konsumen, sesuai dengan shopping basket atau transaksi sebelumnya. Merupakan hal sulit bagi pelaku UKM untuk menyediakan layanan personalisasi seefisien ini dikarenakan besarnya tuntutan cost dan teknis yang dibutuhkan. Dengan tingkat perkembangan teknologi e-commerce saat ini, diharapkan bahwa kedepannya para penyedia situs e-commerce bagi pelaku UKM dapat mengadopsi fitur ini.