Ramai-Ramai Menjadi Beautypreneur

Ada empat konsumsi utama millennials Indonesia. Dan, 50% pendapatan millennial dihabiskan untuk empat jenis konsumsi yang disebut "Gaya Hidup 4S". Keempat konsumsi itu adalah Sugar (makanan dan minuman), Skin (perawatan tubuh dan kecantikan), Sun (liburan dan hiburan), dan Screen (konsumsi layar digital). Demikian data Riset Ekonomi UOB Indonesia yang dirilis di tahun ini.

Pada gaya hidup Skin, potensi marketnya dapat dilihat dari pertumbuhan yang signifikan di kategori personal care dan skin care. Di kategori mass beauty and personal care, nilai bisnisnya mencapai US$ 4,4 miliar pada 2018. Disusul kategori skin care yang mencapai US$ 1,7 miliar, kategori premium beauty & personal care US$ 0,4 miliar, dan kategori Men's Grooming yang mencapai US$ 0,4 miliar.

Tak heran, jika dalam beberapa tahun terakhir, bermunculan para beutypreneur, entrepreneur yang merilis merek kosmetik atau skin care lokal di Indonesia. Pertumbuhan ini juga seiring dengan hadirnya sejumlah perusahaan produsen OEM (Original Equipment Manufacturing) atau Maklon kosmetik yang menawarkan investasi yang terjangkau. Antara lain, PT Nose Herbalindo yang menawarkan maklon produk kosmetik mulai dari Rp 50 juta untuk memproduksi satu item produk.

Salah satu klien Nose adalah Irvyn Wongso, Founder dan CEO Innertrue. Sebagai beautypreneur, Irvyn memang terbilang baru, karena baru memulai bisnis ini di tahun 2017. "Dua tahun lalu, saya baru mulai bisnis Innertrue. Saat itu, saya masih coba-coba dan riset bersama Nose untuk mendapatkan produk yang tepat. Saya investasi miliaran rupiah untuk R&D (Research and Development) ini," paparnya.

Baru, di Agustus 2019, Irvyn resmi meluncurkan Innertrue dengan lima varian produk, antara lain serum, toner, cleansing, essence, dan gel cream. Produk tersebut dijual mulai dari harga Rp 100 ribuan hingga Rp 220 ribu. Dengan positioning "Smart Skin Care for Smart People", Innertrue menyasar segmen perempuan dan pria berusia 20-40 tahun.

Menurut Irvyn, saat ini, Innertrue sudah dipasarkan melalui eCommerce seperti Shopee dan Tokopedia, serta melalui reseller Innertrue yang telah tersebar di seluruh Indonesia. "Saat ini, kami sudah memiliki 40-50 reseller yang telah kami seleksi. Mereka kebanyakan anak-anak SMA, mahasiswa, hingga ibu tumah tangga," ucapnya.

Melalui sistem reseller ini, Irvyn juga memiliki misi untuk membantu tingkat perekonomian masyarakat Indonesia. Mengingat, dengan bergabung sebagai reseller Innertrue, mereka bisa memperoleh penghasilan tambahan. "Rata-rata omset reseller kami mencapai Rp 50 juta sampai Rp 60 juta per bulan, dengan margin yang mereka peroleh 30%," ujarnya.

Ke depan, salah satu misi Innertrue adalah menyejahterakan para reseller. Oleh karena itu, sampai akhir tahun ini, ia ingin menambah reseller Innertrue. "Saat ini, sudah ada 300 reseller yang belum di-approve. Sampai akhir tahun ini, kami akan menargetkan 70 reseller," tutur Irvyn.

Sebagai pendatang baru, Irvyn memilih strategi influencer marketing untuk memperkenalkan Innertrue ke masyarakat. Misalnya, dengan menggandeng beauty influencer Tasya Farasya. Innertrue juga menggunakan media sosial untuk mengkomunikasikan Innertrue.

Hasilnya, sejak dirilis, Innertrue mendapat respon positif dari pasar. "Bahkan, ini di luar ekspektasi kami. Produk yang harusnya untuk stok enam bulan, sudah habis dalam kurun waktu satu bulan," klaim Irvyn.

Beautypreneur lain yang juga menjadi klien Nose adalah Diana Jaffar, Director Hanada. Sejak dirilis Agustus 2019, Hanada sudah memiliki sejumlah varian produk, antara lain body serum dan micellar gel. "Produk Hanada sudah bisa diperoleh di Shopee, Tokopedia, hingga Instagram Hanada," ucapnya.

Serupa dengan Irvyn, Diana juga melakukan riset sekaligus uji coba produk yang ingin dihasilkan kepada tubuhnya sendiri. Tentu butuh investasi untuk melakukan riset tersebut. "Hasilnya, Hanada resmi dipasarkan pada Agustus 2019 dengan harga Rp 95 ribu sampai Rp 219 ribu. Target market Hanada adalah perempuan usia 18-40 tahun," jelas Diana, yang berteman sejak kecil dengan Yoda Nova, Direktur PT Nose Herbalindo.

Untuk memperkenalkan produk Hanada, Diana juga memanfaatkan media sosial serta mengikuti sejumlah pameran. Antara lain, dengan mengikuti pameran Cosmobeaute Indonesia 2019 yang berlangsung di JCC Senayan, Jakarta pada 17-19 Oktober 2019. "Dalam waktu dekat, kami juga akan berpartisipasi pada pameran kecantikan di Surabaya," ujar Diana, yang menyebutkan bahwa Hanada memproduksi 2.000 piece untuk per item produk Hanada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)