Sharing Economy Meruntuhkan Industri Tradisional?

Kehadiran aplikasi-aplikasi mobile berprinsip "sharing economy" semacam Airbnb, Lyft, Uber, maupun EatWith semakin menggoyahkan industri pelayanan tradisional sekaligus mengubah model bisnis. Meskipun di awal kemunculannya,banyak orang yang skeptis pada keberhasilan perusahaan bermodel bisnis semacam ini, namun saat ini sulit rasanya untuk tidak mengakui keberadaan mereka.

sharing economy

Mesh memperkirakan bahwa saat ini ada lebih dari 9.000 perusahaan yang menerapkan model bisnis sharing economy, mulai dari perusahaan peminjaman uang bersifat peer-to-peer hingga pengiriman barang. Nilai ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan ini juga tidak main-main, PwC memperkirakan bahwa mereka dapat memperoleh lebih dari US $ 335 milyar di tahun 2015.

Menurut Josh Goldman, Global Leader for Shopping Measurement di Nielsen, “perusahaan-perusahaan ini telah membuat nilai ekonomi baru serta mengacaukan para pemain industri.” Sementara itu, Lisa Gansk, penulis buku The Mesh: Why the Future of Businesses is Sharing turut sependapat. “Akan ada perubahan masif yang terjadi, dan saya percaya bahwa semua industri akan atau telah terkena dampaknya”.

Ingin bukti? Di San Fransisco, kehadiran Uber telah membuat perusahaan taksi mengalami penurunan jumlah penumpang hingga 65 persen. Kehadiran Airbnb yang menawarkan alternatif akomodasi bagi para pelancong pun telah membuat pendapatan industri hotel menurun. Menurut temuan peneliti dari Universitas Boston, setiap 10 persen kenaikan permintaan Airbnb di Texas menyebabkan penurunan pendapatan bulanan hotel sebesar 0.35 persen. Bahkan, saat ini semakin banyak hotel yang terpaksa memangkas harga sewa per malamnya guna menarik minat pelancong. “Orang-orang tertarik pada model peer-to-peer ini karena faktor ekonomi, lingkungan, gaya hidup, serta alasan personal,” ungkap James McClure, GM Airbnb untuk kawasan UK & Ireland. Sharing economy telah membuat konsumen sadar akan pilihan-pilihan yang belum pernah terpikir sebelumnya.

Namun kesuksesan perusahaan-perusahaan ini diwarnai pula oleh kontroversi. Lihat saja, berapa banyak protes dan boikot terhadap keberadaan Uber yang dilancarkan oleh beberapa negara, atau perdebatan mengenai Airbnb dan operator hotel ilegal lainnya yang disinyalir membuat krisis rumah murah di beberapa negara.

Banyak negara yang berencana untuk memperkuat regulasi serta meningkatkan pajak untuk mengerem pertumbuhan perusahaan bermodal bisnis sharing economy. Namun rencana ini sama saja mempersulit keberadaan sharing economy yang memang didesain untuk memangkas harga serta menjauhkan konsumen dari pihak otoritas yang teralu ikut campur. Namun terlepas dari apapun kebijakan yang ditetapkan, pemerintah perlu menyadari bahwa perusahaan ini turut membantu menggerakkan roda perekonomian di negara mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)