Kemudahan akses internet telah memicu televisi untuk berevolusi. Jika dulu pemirsa televisi hanya puas menonton televisi secara analog, untuk kemudian melalui satelit atau parabola, kini program televisi dapat disaksikan di mana saja dan kapan saja secara digital. Ya, beberapa tahun terakhir ini, konsumen di Indonesia memang tengah shifting menuju era TV Digital, yakni menonton secara live streaming via online. Mengingat, saat ini kualitas internet di Indonesia makin membaik dengan adanya dukungan teknologi 4G-LTE plus tarif penggunaan data yang sudak tidak lagi premium.
MIVO tawarkan konsep live streaming channel yang terintergrasi dengan social media ke pasar Indonesia.
Berangkat dari perubahan market itulah, sejak 2013 lalu MIVO tampak terlihat agresif menggarap pasar Indonesia. Hadir sejak tahun 2009 sebagai pionir live streaming channel pertama dari Indonesia, MIVO telah menggandeng tak kurang dari 40 stasiun televisi dalam maupun luar negeri. Di antaranya, SCTV, TV One, Berita Satu, Bloomberg TV Indonesia, The Indonesia Channel, Spacetoon, JakTV, O-Channel, Indosiar, Metro TV, Medibiz TV dari U.A.E, DW Arabia, DW Europia, DW Latina, dan sebagainya.
Diungkapkan VP of Strategy & Innovation MIVO Budi Yuwono, sampai saat ini MIVO telah diakses di lebih dari 100 negara di dunia. “Rata-rata kunjungan ke MIVO mencapai 45 juta per bulannya, di mana pengakses dari Indonesia menempati peringkat pertama, yaitu sekitar 12 juta atau 27%-nya. Tentu saja, hal itu menjadi potensial market ke depannya bagi TV berbasis digital maupun lives streaming channel.”
Bak sebuah market place, MIVO pun terus melakukan inovasi agar pemirsa televisi memiliki kemudahan dalam menonton setiap program televisi secara real time. Oleh karena itu, cukup lewat website atau aplikasi mobile, pemirsa dapat mengakses MIVO melalui smart TV, desktop, tablet, hingga smartphone. “Aplikasi mobile MIVO sudah diluncurkan sejak tahun 2013. Pemirsa dapat men-down load aplikasi MIVO di Google Play dan App-Store secara gratis. Tak kurang dari 2,99 juta pengguna Android telah men-down load aplikasi MIVO,” klaim Budi.
Tak hanya menjadi market place, MIVO juga memiliki MIVO TV yang menghadirkan program berkonsep interaktif antara konten dengan pemirsanya. Salah satunya, melalui program Hot Spot, yang menghadirkan isu-isu terkini. Ditambahkan Budi, program Hot Spot mengundang para pemirsa di berbagai belahan dunia untuk ikut berkomentar langsung seputar isu yang disajikan.
“Setiap segmennya, minimal ada 30-35 call yang masuk pada program Hot Spot. Untuk itu, ke depannya, kami akan bekerja sama dengan seluruh stasiun televisi untuk menghadirkan konten interaktif yang menawarkan engagement dengan pemirsa,” harapnya.
Saat ini, demi mewujudkan channel televisi yang interaktif, MIVO menghadirkan fitur Mini Video Player di situs www.mivo.com. Melalui fitur tersebut, channel televisi yang bergabung dengan MIVO dapat mengundang para pemirsanya untuk melakukan chatting atau mengomentari secara langsung acara yang tengah mereka nikmati, di antaranya lewat social media twitter. Sementara itu, pada aplikasi mobile-nya, MIVO menghadirkan fitur "tweets" sebagai chat room agar tercipta interaksi antarpermirsa.
Diakui Budi, sampai saat ini untuk memonetisasi layanannya, MIVO memang masih pada tahap opitmalisasi sekaligus edukasi market. Selain lewat iklan, margin keuntungan dapat diperoleh MIVO lewat partnership, seperti kerja sama off-air dengan mitra stasiun televisi. “Ke depan, kami tak hanya ingin menjadi live streaming platform. Namun, MIVO juga ingin menjadi platform untuk personal live streaming yang terintegrasi dengan social media,” tutupnya.