“Tupperware Indonesia Volunteer Day 2014” Fokus pada Segmen Anak dan Ibu

Program Corporate Social Responsibility (CSR) “Tupperware Indonesia Volunteer Day 2014” kembali digelar. Program bakti komunitas tahunan yang dilakukan oleh karyawan Tupperware Indonesia itu rutin dilakukan setiap tahunnya. Program tersebut merupakan salah satu wujud filosofi Tupperware, “Caring & Sharing”.

“Tupperware Indonesia Volunteer Day 2014” Fokus pada Segmen Anak dan Ibu “Tupperware Indonesia Volunteer Day 2014” Fokus pada Segmen Anak dan Ibu

Objektif dari program tersebut tidak hanya untuk berbagi dengan sesama dan menanamkan semangat sukarela kepada karyawan Tupperware Indonesia, tapi juga untuk mendorong seluruh karyawan untuk meluangkan waktu dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Melalui rilis yang diterima MIX, program “Tupperware Indonesia Volunteer Day” tahun ini digelar di Kampung Tanah Merah, Plumpang, Jakarta Utara. Selaras dengan kegiatan Tupperware Children’s Fund, program CSR kali ini berfokus pada kegiatan pendidikan yang dapat membawa perubahan positif bagi anak-anak yang berkekurangan, termasuk para ibu.

Di antaranya, kegiatan Green Education (melakukan penanaman tumbuhan sebagai tanaman hias dan salah satu sumber oksigen dengan menggunakan kaleng bekas yang sudah dikreasikan oleh anak-anak); Sex Education for Parents (mengajarkan dan memberikan wawasan seputar pengetahuan seks dan kelamin seperti anatomi seks, bahaya seks bebas, dan penyakit kelamin); Story Telling–Aku Anak Sehat; Health & Clean Education; Cooking Class for Parents; Pengobatan gratis (anak, wanita, dan lansia); hingga Renovasi Posyandu.

Dipilihnya Kampung Tanah Merah–Plumpang, lantaran daerah tersebut merupakan salah satu pemukiman padat penduduk yang berlokasi di area Jakarta utara dengan jumlah penduduk mencapai 1,125 Kepala Keluarga. Hampir semua penghuni yang tinggal di lokasi ini bekerja di sektor informal, antara lain menjadi pemulung, pedagang kaki lima, pembantu rumah tangga, dan menjadi buruh pabrik. Bahkan, sebelum tahun 2013, daerah itu dianggap sebagai pemukiman liar dan tidak mempunyai administrasi kepemerintahan, sehingga akhirnya diresmikan oleh Gubernur Joko Widodo pada 13 Januari 2013.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)