65 Tahun Perjalanan Merek Phapros

Strategi Marketing Phapros

Menggarap lima kategori produk yang berbeda--etikal, obat generik berlogo, OTC, herbal,dan alkes--membuat Phapros untuk menggunakan strategi yang kustom. Mila mencontohkan, untuk kategori obat generik, Phapros memilih untuk mendukung pemerintah melalui tender pengadaan, terutama untuk program BPJS Kesehatan, sedangkan untuk produk etikal, Phapros melakukan edukasi dan promosi pada acara-acara tenaga medis serta bekerjasama dengan perhimpunan tenaga medis. "Untuk produk OTC, kami memasarkannya di modern outlet seperti minimarket hingga e-commerce," papar Mila.

Demi memperluas pasar, Phapros memutuskan melancarkan strategi brand extension untuk segmen OTC melalui merek Antimo, yang saat ini menjadi umbrella brand. Di bawah payung merek Antimo, Phapros meluncurkan Antimo Anak sirup dan Antimo Herbal. "Brand extension Antimo dilakukan karena kami melihat peluang pasarnya yang besar, di mana saat ini brand Antimo menguasai lebih dari 90% pangsa pasar kelas travel convenience," ujarnya.

Tak hanya perluasan merek, Phapros juga melakukan ekspansi ke pasar alkes pada 2016 lalu. Keputusan itu cukup dimaklumi, mengingat pasar alkes di Indonesia sangat menjanjikan. Berdasarkan data Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia tahun 2014, menyatakan nilai bisnis alat kesehatan di Indonesia, termasuk implan, mencapai Rp 15 triliun dan lebih dari 90%-nya masih harus impor.

Salah satu produk alkes yang diproduksi Phapros adalah pengisi tulang (bone filler) untuk kasus-kasus ortopedi. Produk tersebut dikembangkan Phapros bersama peneliti dari RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Istimewanya, produk alkes itu membawa Phapros menerima Penghargaan Karya Anak Bangsa di Bidang Farmasi dan Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2019 di Serpong, Tangerang, Banten.

Ekspansi Phapros tak terbatas pasar dalam negeri. Tahun 2014, Phapros melakukan ekspor perdana ke Kamboja dengan mengirim 11 jenis produk, di antaranya produk unggulan Phapros seperti Antimo Group dan Dextamine. Selanjutnya, Oktober 2019, Phapros kembali menggarap pasar ekspor dengan masuk ke Peru. Ke depannya, Phapros menargetkan kontribusi ekspor terhadap total penjualan mencapai 5%.

MILESTONE:

1954: Phapros yang semula merupakan bagian dari pengembangan usaha Oei Tiong Ham Corcern hadir di Indonesia dengan nama NV Pharmaceutical Processing Industries.

1958: Phapros memproduksi Livron B. Plex.

1971: Brand Antimo diluncurkan dan kini telah melakukan ekstensifikasi merek dengan menghadirkan Antimo Anak dan Antimo Herbal. Antimo pun menjadi backbone Phapros.

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)