Selain itu, dikatakan Kevin, Google juga memiliki serangkaian program untuk meningkatkan kompetensi bagi UMKM. Mengingat, tak sedikit pelaku UMKM yang masih belum “melek” digital. Program tersebut antara lain, “Digital Garage” di mana di beberapa negara seperti India, Indonesia, Australia, Jepang, dan Taiwan menawarkan pelatihan digital dan pemasaran online secara gratis.
Di Indonesia sendiri, program meningkatkan kompetensi tersebut dikenal dengan nama “Gapura Digital”. Diterangkan Consumer and Corporate Communications Google Indonesia Jason Tedjasukmana, Gapura Digital merupakan program yang mendukung UMKM di Indonesia untuk memajukan bisnis melalui teknologi digital. “Ada sejumlah topik yang dihadirkan, di antaranya trend digital, membangun portal usaha, hingga tips membuat SEO,” ucapnya.
Gapura Digital awalnya diselenggarakan Google bersama Kibar pada tahun 2014 silam. Gapura Digital juga telah menjangkau 7.000 UMKM di berbagai kota Indonesia, sebagai upaya membantu pemilik UKM dalam memaksimalkan internet bagi pengembangan usaha mereka.
Salah satu program dari Gapura Digital adalah kegiatan pembuatan web melalui layanan Google Bisnisku yang diluncurkan pada Mei 2017 lalu. Program tersebut diikuti dengan rangkaian workshop gratis bagi para pelaku UMKM di sepuluh kota di Indonesia.
Program lainnya dari rangkaian Gapura Digital adalah WomenWill yang dilakukan di lebih dari 25 negara, termasuk Indonesia, untuk membantu wanita dalam memanfaatkan teknologi digital. Di Indonesia, program tersebut dihadirkan lewat Konferensi Womenwill 2017 di sejumlah kota dan diikuti oleh ribuan pengusaha wanita. Rangkaian acaranya mulai dari sharing oleh pengusaha wanita yang telah berhasil membuktikan dirinya di dunia bisnis, edukasi, dan solusi praktis tentang cara menggunakan teknologi untuk memajukan usaha secara mudah dan efisien, hingga memperoleh akses untuk bergabung dalam komunitas UMKM wanita yang memiliki pengalaman dan passion dalam teknologi melalui komunitas GBG (Google Business Group).
Fakta Unik UMKM di Indonesia
Dibandingakan dengan negara-negara lain di Asia Pasifik, ada tiga ciri unik yang dimiliki UMKM di Indonesia. Menurut Arsianne Sanjaya, Community & Social Platform Program Lead-Google AdWords untuk Indonesia, yang akrab disapa Anne, ketiganya adalah UMKM Indonesia memiliki pertumbuhan yang sangat pesat pada digital advertising, terjadinya fenomena mobile, dan transaksi lewat bank transfer yang melebihi kartu kredit.
Dikatakan Anne, pertumbuhan Long-Tail SMB (Small Medium Business) yang eksponensial melebihi pertumbuhan di segmen middle dan upper. Bahkan, ada gap yang sangat besar di antara keduanya. Tak heran, jika pasar periklanan di Indonesia menjadi sangat menonjol jika dibandingkan dengan pasar di Asia Pasifik. “UMKM di Indonesia juga sangat bersemangat untuk go-online,” tandasnya.
Keunikan kedua adalah fenomena mobile yang terjadi pada segmen UMKM di Tanah Air. Diungkapkan Anne, merujuk data ComScore 2017, Indonesia menempati peringkat tertinggi kedua di global terkait jumlah pengguna yang hanya menggunakan mobile. Angkanya mencapai 67% terhadap total populasi digital. Hal itu ditandai dengan tingginya penggunaan smartphone untuk melakukan belanja online. “Untuk itu, penting bagi UMKM di Indonesia menghadirkan website yang mobile-friendly,” yakinnya.
Hal unik lainnya adalah bank transfer yang jauh mengungguli kartu kredit. Menurut Anne, di negara-negara lain, biasanya pertumbuhan e-Commerce diikuti dengan kenaikan transaksi kartu kredit. Akan tetapi, tren itu tidak berlaku di Indonesia. Di tengah pertumbuhan pesat e-Commerce di Indonesia, penetrasi kartu kredit hanya 5%. Bahkan, pertumbuhan kartu kredit di Tanah Air tercatat stagnan.
“Dan, transfer melalui bank telah mendominasi pembayaran yang terjadi di e-Commerce, yakni mencapai 80%. Bahkan, banyak UMKM di Indonesia yang hanya menerima pembayaran lewat bank transfer dan COD (Cash on Delivery), tanpa memberikan pilihan pembayaran lewat kartu kredit,” papar Anne.
Selain tiga keunikan tadi, menurut Anne, fakta lain...