Perkuat Bisnis, MICE Biz Fokuskan Gerilya Marketing

Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015, industri meeting, incentives, conference, dan events (MICE) di Indonesia terus mempersiapkan diri. Hal itu dilakukan pula oleh PT Tamam Wahana yang menaungi brand MICE Biz seperti Upperroom dan The Kasablanka. Dikatakan Jim Tehusijarana, Direktur MICE Biz, “Menghadapi persaingan di tingkat global, industri ini perlu untuk ditingkatkan terutama dalam hal infrastruktur,” sebutnya kepada MIX Marcomm.

MICE Biz

Industri MICE, sebut Jim, akan menjadi salah satu tonggak penting ekonomi nasional. Hal itu, menurutnya, karena berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), jumlah kegiatan MICE selama 2013 tercatat sekitar 106 event, yang diikuti sedikitnya 282 ribu orang dan menghasilkan Rp 19,9 triliun serta turut berkontribusi terhadap terciptanya 262 ribu lapangan pekerjaan.

Potensi yang besar di Industri tersebut, melatari Jim dalam menangkap market yang terus berkembang. Ia mengatakan, sejak tahun 2007 MICE Biz konsisten melakukan direct selling untuk meraih pasar yang ia namakan dengan gerilya marketing. “Strategi itu tentu saja dilakukan untuk menghadapi kompetisi dan kompetitor yang memang memiliki nama besar (brand-red), sehingga kami perlu untuk ketok pintu satu – satu,” imbuhnya. Hasilnya, pertumbuhan perusahaan semakin baik bahkan dalam sebulan MICE Biz bisa menggelar sekitar 10 – 12 event baik skala nasional maupun internasional.

Dalam laporan yang dirilis Kemenparekraf disebutkan bahwa target kunjungan untuk industri MICE di Indonesia meningkat 10% dari tahun lalu menjadi sekitar 400 ribu kunjungan. Maka, sebagai salah satu pemain di industri MICE, PT Tamam Wahana melihat di Jakarta sendiri masih sangat besar potensinya. Oleh karena itu, untuk menangkap peluang pasar tersebut MICE Biz fokus melakukan gerilya makrketing lewat dua brand-nya yaitu Upperroom dan The Kasablanka yang berkonsentrasi kepada office meeting hingga konser musik.

Maka untuk mendorong pertumbuhan bisnisnya, perusahaan yang dibentuk sejak tahun 2007 ini pun menambah amunisi dengan membangun unit usaha lain yakni The Kasablanka Restaurant dan The Kasablanka Catering di awal tahun 2012. “Ke depannya nanti kita juga akan berupaya untuk menambah gerai restoran kita di berbagai tempat,” seru Jim. kepada MIX pada Jumat (17/10/2014).

Semakin ketatnya kompetisi, mendorong MICE Biz untuk menjaring potensi yang masih banyak di market. "Kami membuat diferensiasi, antara lain menjadi venue untuk meeting dan gathering, serta sebagai tempat yang tepat untuk menggelar konser, seperti konser musik. “Kami memiliki The Kasablanka yang memiliki akustik yang sangat baik untuk menggelar konser, bahkan hingga live performance recording pun kami sediakan,” ceritanya.

Menurut Jim, hingga saat ini Jakarta dan Bali masih merupakan destinasi utama industri MICE di Indonesia, dan pasarnya cenderung selalu tumbuh. Kebutuhan ruang seminar dan kegiatan untuk MICE dengan fasilitas terintegrasi di Jakarta juga diproyeksi tumbuh 8 – 10%. "Namun angka itu masih akan bertambah, ungkap Jim, terutama dengan semakin meningkatkanya kebutuhan hall untuk konser musik," ungkap Jim yang menyebutkan bahwa The Kasablanka pernah menjadi tempat konser musik untuk musisi David Foster, Boyz II Men, dan konser lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)