Sudah Saatnya Semarang dan Kudus Menjalankan Destination Branding

Bahkan, ada banyak spot-spot foto yang sangat menarik, yang pastinya dapat dimanfaatkan pengunjung untuk mengabadikan gambar mereka. Berangkat dari karkater wisatawan, termasuk wisatawan lokal, yang gemar narsis, maka foto-foto yang mereka ambil di Lawang Sewu akan selalu di-share di social media. Terbukti, ketika Anda akan menggunakan hastag #lawangsewu atau #lawangsewusemarang di instagram, maka sudah ada ratusan ribu orang mem-posting-nya terlebih dahulu. Hal itulah yang oleh Gunn (1972) disebut sebagai komponen organik dari destination image.

Sebenarnya, kompleks gedung Lawang Sewu sudah tekelola dengan baik. Komplek yang saat ini masih direnovasi bagian bawah tanahnya itu sudah dibagi dalam sembilan area. Area A digunakan sebagai exhibition center; area B digunakan untuk foodcourt, galeri, meseum, dan office area; area C digunakan sebagai kantor pemasaran; area D dan E untuk utility; area F dan G untuk inner courtyard; area H untuk kawasan parkir mobil; dan area I untuk parkir motor.

Sayangnya, pemerintah setempat atau pengelola Lawang Sewu belum membuat brosur yang dapat didistribusikan di area Lawang Sewu atau lokasi-lokasi potensial tempat berkumpulnya para turis atau traveler, seperti bandara, stasiun kereta, hotel, cafe, atau lokasi wisata lainnya. Termasuk, menggelar aktivitas rutin (setiap weekend) di lokasi destinasi untuk menarik hype pengunjung.

mesuem kretek

#Museum Kretek
Dikenal juga sebagai kota kretek--karena hampir semua brand rokok besar bermarkas di kota Kudus--maka Museum Kretek menjadi salah satu daya tarik traveler ke kota Kudus. Di area tersebut, traveler dapat menyingkap sejarah seputar perusahaan sekaligus pengusaha pertama produk rokok di Kudus pada tahun 1906 silam.

Adalah M. Nitisemito sebagai pengusaha pertama produk rokok di Kudus, dengan brand Bal Tiga. Yang menarik, Nitisemito sudah "melek" branding dan promosi. Dapat dibayangkan, bagaimana Nitisemito lewat brand Bal Tiga mampu mensponsori acara pasar rakyat, menyebar flier dari atas helikopter, hingga consumer promo berupa hadiah piring dan gelas.

Selain menampilkan sejarah produk kretek di Kudus berikut diorama proses pembuatan kretek dan mesin-mesin pembuat kretek, di Museum Kretek tersaji pula silsilah para pengusaha kretek di Kudus. Sebut saja, pengusaha kretek dari merek Bal Tiga, Djarum, Nojorono, hingga Sukun—di mana Djarum, Nojorono, dan Sukun-lah yang masih eksis hingga sekarang. Selain itu, traveler juga dimanjakan dengan Rumah Kudus, rumah khas orang Kudus yang padat ukiran-ukiran kayu dan penuh dengan spot-spot untuk berfoto di sana.

Lagi-lagi, sang pemerintah daerah setempat selaku pengelola Museum Kretek nyaris tak melakukan upaya branding. Tak ada brosur atau flier di area museum, tampilan museum yang seadanya—bahkan nyaris tak terawat, aktivitas yang minim di area museum yang notabene dapat menarik animo pengunjung untuk datang ke museum, hingga nihil branding.

Padahal, pemerintah daerah setempat dapat menggandeng swasta—dalam hal ini perusahaan rokok yang ada di Kudus—untuk merestorasi sekaligus melakukan branding. Misalnya, dengan menyisihkan bujet CSR (Corporate Social Responsibility) mereka untuk restorasi sekaligus kampanye Museum Kretek.

Pemerintah daerah setempat, sebenarnya, dapat memanfaatkan area kosong di Museum Kretek sebagai experience zone untuk para traveler. Di area itu, traveler diajak untuk dapat membuat langsung kretek dengan mesin tradisional. Di sana, dapat dihadirkan juga mbok-mbok yang bertugas mendampingi dan mengajarkan pengunjung untuk membuat kretek. Tampilan zona yang dengan desain yang menarik, tentu dapat menjadi spot foto yang menarik untuk pengunjung.

Di Rumah Kudus misalnya, pengelola museum dapat juga menyediakan kostum khas Kudus, yang dapat disewakan. Dengan menyewa dan mengenakan baju adat khas Kudus, maka traveler pastinya akan mengabadikan foto mereka di sana. Dan, tidak tertutup kemungkinan, mereka akan memamerkannya di akun social media mereka.

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)