Dalam tiga tahun terakhir ini, media iklan luar ruang (out of home advertising) atau billboard tengah menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya, keberadaannya yang dianggap merusak keindahan tata kota, sehingga berujung pada kenaikan pajak hingga 500% oleh sejumlah pemerintah kota. Belum lagi, kebijakan pemerintah kota yang sudah enggan memberikan perpanjangan izin lokasi billboard, membuat industri media luar ruang makin melesu.
Menyadari makin sempitnya gerak bisnis media luar ruang, PT Pariwara—sebagai salah satu pelaku industri media luar ruang—mencoba mencari inovasi guna menjawab tantangan tersebut. Didampingi oleh SBC Global—sebagai perusahaan yang meng-coach PT Pariwara—akhirnya ditemukanlah ide Billing (Billboard Keliling).
Diungkapkan Samsul Arifin, President SBC Global, Billing adalah salah satu media iklan luar ruang (Out Of Home Advertising) terbaru di Indonesia. Kendati di negara lain Billing sudah ada sebelumnya, setidaknya Billing dapat menjadi alternatif media placement bagi para pengelola merek atau brand owner.
“Target market Billing adalah setiap perusahaan yang ingin memperkenalkan jasa dan produknya di jalan-jalan utama kota, melalui media iklan yang ramah lingkungan, modern, unik, tapi dengan biaya yang ekonomis dan terjangkau,” jelas Samsul.
Oleh karena itu, diyakini Samsul, Billing juga sangat cocok untuk mendukung kawan-kawan UKM (Usaha Kecil Menengah) agar dapat memperkenalkan produk mereka di jalan-jalan utama kota, yang biasanya memerlukan biaya iklan hingga ratusan juta rupiah.
“Dengan Billing, anggaran iklan bisa sangat ekonomis. Commercial Value Billing adalah antara Rp16 juta sampai Rp 24 juta, dengan potensial viewer mencapai ribuan orang dan exposure yang bisa mencapai jutaan di social media, terutama ketika para pejalan kaki yang berfoto di depan Billing dan meng-upload di akun-akun social media mereka,” paparnya.
Berbeda dengan kanal komunikasi lain, Billing bukan semata media luar ruang. Namun, merupakan bagian dari activation, sehingga brand dapat berinteraksi dengan market. Antara lain, ekspose maksimal di jalan-jalan utama kota tempat berkumpulnya ribuan manusia seperti saat Car Free Day. Added value lainnya adalah Billing terhitung unik sehingga menarik perhatian, ramah lingkungan, dan budget efisien.
Ditambahkan Samsul, “Saat ini jumlah Billing yang tersedia baru ada puluhan unit. Semuanya sudah terpesan. Namun, melihat respon pasar, kami sedang mempersiapkan armada Billing baru agar kedepannya setiap event Car Free Day di setiap kota besar di Indonesia Billing bisa rutin hadir. Saat ini kami mulai rutin hadir di Area CFD Jakarta, Bogor, dan Bandung. Segera akan menyusul di Bekasi dan kota besar lainnya.”
Salah satu klien yang telah memanfaatkan Billing adalah studio foto. Mengusung pesan “Foto Selfie dengan billboard ini gratis foto studio di tempat kami”, studio foto tersebut mencoba melaklukan brand engagement dengan target marketnya. “Hasilnya, banyak pengunjung Car Free Day yang menggunakan penawaran menarik tersebut dan melakukan foto selfie,” aku Samsul.
Klien lainnya yang juga telah memanfaatkan Billing adalah BSM, CIMB Niaga, ANZ, Kirin, Wana Artha Life, BNI Life, Rumah123.com, Maton House, Hilside Colony, Al-Ma’ariej Muslim Residence, Golden Land, Ceu-Eneng, Komunitas Pengusaha Tanpa Riba, SalingSapa.Com, HR Foto Studio, SBC Global. Juga Vins Baby Shop, KEIIA, Me & Jilbab, dan lain-lain.
Tak hanya menawarkan sewa Billing, PT Pariwara juga menawarkan layanan konsultasi dan pembuatan ide kreatif sekaligus desain. Termasuk, produk hingga aktivasinya, agar promo yang dilakukan lebih efektif. “Dengan konsep kombinasi antara media luar ruang dengan activation, maka kegiatan komunikasi sekaligus promosi yang dilakukan melalui Billing akan sangat efektif dan terukur,” klaim Samsul.
2 thoughts on “Billboard Keliling, Media Placement Alternatif bagi Brand Owner”