Kontes Live Tweet saat Press Conference, Lebih Cocok untuk Media atau Blogger?

Diakui Almando, “Memang sulit sekali mengajak media turut berpartisipasi mengikuti kontes. Kebanyakan yang ikutan justru blogger. Hanya beberapa saja dari mereka (media), sekitar 8–10 orang dari media yang mau mengikutinya.”

Di mata, Nukman Lutfi selaku Pengamat Social Media, kontes live social media pada saat press conference berlangsung bukan masalah efektif atau tidak efektif. “PR sekarang masih saja konvensional, yakni mencampurkan media dan blogger dalam satu ruang, konferensi pers. Menurut saya itu tidak bagus, karena keduanya punya karakter dan kepentingan yang berbeda. Jurnalis datang untuk meliput pemberitaan dan menulis berita sesuai dengan tipe medianya. Semestinya, perlakukan jurnalis dengan karakter media,” Nukman menyarankan.

Oleh karena itu, menurut Nukman, konferensi pers tidak perlu melakukan viralisasi di social media. Sebab, nantinya informasinya juga akan diterbitkan di media cetak atau online tenpat media bekerja. Boleh jadi, kontes social media lebih cocok untuk para blogger, ketimbang media.

Benarkah? Jawabannya, bisa jadi benar. Uswatun Hasanah, Beauty Blogger yang mengikuti press conference Etude House, mengakui bahwa setiap peluncuran produk yang ia ikuti, seringkali ada kontes tweet-nya. “Pasti saya ikut berpartisipasi untuk men-tweet,” katanya.

Sementara itu, Ayu, jurnalis Perempuan.com, memilih tidak pernah ikutan pada setiap kontes social media yang digelar pada saat press conference. “Saya memang eksis di media sosial, tapi hanya sebagai pengguna pasif. Selain itu, kontes social media tersebut tidak terlalu menarik, walaupun hadiah yang ditawarkan terhitung menarik,” kata Ayu berlasan.