Agar Brand Dipilih oleh Connected Consumer

Hasil studi “Tetra Pak Index 2017” tentang Connected Consumer baru saja dirilis pada September ini. Hasilnya, 40% masyarakat Indonesia adalah pengguna aktif social media. Sementara itu, pengguna internet di Indonesia didominasi oleh generasi millennial dan generasi Z. Mereka dikenal sebagai generasi yang lahir di era digital dan smartphone sekaligus belanja online sudah menjadi bagian dari keseharian mereka.

Berangkat dari fakta itu, disimpulkan Communications Manager Tetra Pak Indonesia Gabrielle Angriani, pemilik sekaligus pengelola merek saat ini menghadapi situasi yang lebih menantang dan kompleks. Oleh karena itu, penting bagi pemilik merek untuk memikirkan strategi yang tepat dalam mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Termasuk, mengambil langkah perubahan dan mengembangkan strategi guna menjangkau konsumen yang saling terhubung secara digital tersebut.

“Merek yang ingin terlibat dengan konsumen yang saling terhubung (Connected Consumer) ini perlu memahami hal apa yang mampu mendorong mereka untuk membeli. Termasuk, bagaimana menciptakan pengalaman menarik yang bisa dirasakan oleh konsumen yang selau terhubung, baik secara online maupun offline," tegasnya.

Hasil riset Tetra Pak Index 2017 juga menunjukkan bagaimana perjalanan konsumen mengalami perubahan sebelum mereka memutuskan melakukan pembelian. Contohnya, saat ini, konsumen mencari informasi produk dalam tiga fase, yakni sebelum, selama, dan setelah membeli. Setidaknya ada empat sumber informasi yang dijadikan rujukan bagi connected consumer, yakni social media, user generated content, super leader, dan packaging atau kemasan. Untuk itu, penting bagi para pemasar untuk mempertimbangkan empat hal itu guna dimanfaatkan sebagai salah satu kanal pemasaran dan komunikasi merek. Objektifnya, agar brand dapat dipilih oleh connected consumer.

#1 Social Media
Saat ini, social media memiliki pengaruh besar dalam pertumbuhan bisnis, khususnya bisnis berbasis online di Indonesia. Cukup dimaklumi, mengingat pengguna social media di Indonesia tercatat terus bertumbuh, jumlahnya sangat tinggi, dan terhitung aktif.

Dibandingkan dengan tahun lalu, menurut temuan “Tetra Pak Index 2017”, pertumbuhan penguna internet di Indonesia mencapai 51% atau sekitar 45 juta pengguna. Kemudian, diikuti dengan pertumbuhan sebesar 34% pengguna aktif di social media. Sementara itu, konsumen yang mengakses social media melalui mobile juga meningkat sebesar 39%.

#2 User Generated Content
Konten buatan pengguna (user generated content) juga menjadi semakin penting pada era digital sekarang, yang menyumbang 65% waktu penggunaan media untuk rata-rata konsumen secara global. Tak heran, jika

#3 Super Leader
Selain itu, ulasan konsumen independen menjadi hal kedua terpenting yang dapat mempengaruhi proses pemasaran suatu produk. “Mengacu pada Tetra Pak Index 2017, Super Leader, istilah yang diberikan terhadap influencer masa kini dengan engagement tinggi, juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penetrasi brand di pasar,” imbuh Gabrielle.

Super Leader merupakan konsumen terhubung yang paling aktif dan berpengaruh secara global. Bahkan, 98% mengatakan bahwa mereka 'terus terhubung' sepanjang hari. Berinteraksi dengan konsumen ini, yang artinya dengan sukarela menulis ulasan dan berbagi pengalaman mereka setiap minggu, akan memungkinkan brand untuk menjangkau dan mempengaruhi konsumen yang terhubung secara massal.

Saat ini, Super Leader tersebar di seluruh dunia dan memiliki porsi sebesar 7% dari jumlah total populasi online, atau sekitar 250 juta dari 3,6 milliar konsumen yang terhubung secara global. Menurut Grabielle, Super Leader biasanya adalah pengadopsi paling awal, influencer, dan juga trendsetter.

“Super Leader biasanya akan melakukan posting komen dan gambar/foto, dengan tujuan untuk menceritakan pengalaman mereka. Konsumen yang terhubung biasanya akan lebih mempercayai mereka dibandingkan dengan konten marketing, khususnya menyangkut hal-hal terbaru dan menarik untuk dicoba atau dirasakan,” pungkasnya.

#4 Kemasan
Selain itu, hasil temuan Tetra Pak Index 2017 menunjukkan bahwa kemasan memiliki peran penting untuk menjadi pintu gerbang bagi keterlibatan konsumen yang lebih luas. Sebagai contoh, kode digital yang dicetak pada kemasan dapat meningkatkan transparansi penelusuran suatu produk, yang memungkinkan konsumen untuk mengakses informasi tentang produk hingga ke sumbernya.

Sejatinya, kemasan dapat diubah menjadi platform informasi dua arah, di mana brand dapat menangkap data spesifik dan berharga tentang konsumen mereka. Termasuk, berbagi informasi lebih banyak tentang produk itu sendiri.

Wibisono, Marketing Director Tetra Pak Indonesia menerangkan, "Desain kemasan merupakan cara yang efektif untuk membangun brand melalui pengalaman multi-sensorik. Brand bisa memanfaatkan kemasan sebagai alat pemasaran utama untuk menarik perhatian konsumen. Di Tetra Pak, kami menginisiasi penggunaan teknologi digital baru seperti Augmented Reality dalam kemasan kami untuk membantu brand memikat dan terhubung dengan konsumen generasi baru ini.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)