Pertarungan Stasiun TV Makin Sengit, Apa Kabar TVRI?

Delapan slot digital yang tersisa, menurut Adam, akan dioperasikan dengan menggandeng mitra strategis sebagai pengisi konten. “TVRI sedang mempersiapkan agar tahun 2016 nanti seluruh slot digital (12 slot), dapat beroperasi secara penuh, baik dikelola secara mandiri oleh TVRI maupun dikelola oleh TVRI bekerja sama dengan mitra strategis sesuai aturan yang berlaku,” ia menerangkan.

Ketiga, dari sisi SDM, kata Adam, TVRI juga sudah merekrut anak-anak muda sebagai tim lapis kedua untuk operasional layar TVRI. Tim muda disiapkan untuk mengelola slot TV digital. Mengapa? “Karena kami yakin bahwa kreativitas dan semangat anak-anak muda dipadu dengan pengalaman dan pengetahuan para kru senior akan menghasilkan team work yang sempurna untuk mengelola slot TV digital,” jawab Adam.

Keempat, dari sisi pengembangan media baru—untuk menghadapi era konvergensi penyiaran digital yang menggabungkan teknologi telekomunikasi, internet, dan penyiaran, TVRI sudah memperkuat lini produknya di sana. Adam lalu menyenaraikan media baru yang dimiliki TVRI kini untuk menghadapi era konvergensi tersebut, yaitu portal berita www.tvrinews.com, live streaming live.tvri.co.id, YouTube channel TVRI Program). Dan saat ini, katanya, TVRI sedang mempersiapkan produk Video on Demand (VOD) dan Over the Top (OTT). “Berbagai video dokumenter yang dimiliki oleh TVRI sejak dulu akan kami monetisasi lewat produk VOD dan OTT, yang sekarang ini mulai menjadi trend,” lanjut Adam.

Kelima, dari sisi tayangan program, menurut Adam, TVRI mencoba mengemas berbagai tayangan program lewat bungkus yang lebih muda dan segar. Contohnya, program keluarga “Buah Hatiku” dan program musik “Taman Buaya Beat Club”, yang kini menjadi salah satu program andalan TVRI.

“Tentu saja, tayangan yang tampilkan tetap berlandaskan pada empat filosofi, yakni independent, inspiratif, cerdas, dan mendidik. Artinya, jika rating tertinggi masih ditempati oleh tayangan infotainment dan program debat yang berisi saling caci-maki, maka kami tidak akan pernah membuat tayangan seperti itu. Pendeknya, membuat tayangan yang mampu mencerdaskan publik dan membangun optimisme bangsa adalah prinsip yang akan terus TVRI usung,” kata Adam beralasan.

Selain itu, TVRI juga berupaya memperkuat berbagai konten daerah juga menjadi bagian dari strateginya dalam merejuvinasi program tayangan. “Selama ini, TVRI stasiun daerah memiliki konten atau siaran lokal selama empat jam, mulai pukul 15.00 hingga 19.00. Di daerah, siaran lokal TVRI jauh mengungguli siaran TV nasional maupun TV swasta daerah. Itu sebabnya, kami akan makin makin memperkuat siaran daerah untuk market di daerah,” paparnya.

Salah satu upaya memperkuat siaran daerah ini adalah dengan menjadikan satu slot TV digital yang dimiliki TVRI untuk dikelola secara khusus oleh 29 TVRI stasiun daerah. “Melalui keberadaan siaran TV digital, maka setiap TVRI daerah akan memiliki slot khusus di channel digital yang dapat diisi selama 24 jam sehari secara penuh untuk menyiarkan berbagai program siaran daerah,” imbuhnya.

Diakui Adam, meskipun langkah revitalisasi sudah dilakukan sejak lima tahun lalu, stigma negatif publik terhadap TVRI masih belum meluntur. Termasuk para pengiklan dan stakeholders lainnya, masih menilai bahwa TVRI belum berubah. “Persoalannya adalah bagaimana mengkomunikasikan hal tersebut secara jelas dan berkesinambungan kepada pihak internal maupun eksternal, agar mereka juga paham bahwa TVRI ini tidak diam saja, tidak “tidur,” tapi terus bergerak dan menggeliat melakukan berbagai perubahan dan perbaikan,” ia menegaskan.

Langkah komunikasi yang tengah dilakukan TVRI dalam mengubah stigma negatif itu adalah dengan mengkomunikasikannya lewat media TVRI, media digital dan social media, menggandeng komunitas dan pemerintah daerah setempat, menggelar brand activation, serta langkah Public Relations (PR). “Bahkan, di segmen pengiklan, kami punya tim khusus untuk bergerilya sekaligus mengedukasi mereka tentang rejuvinasi yang sudah dilakukan TVRI,” ungkap Adam.

Tersirat Adam mengakui bahwa hasil dari berbagai upaya ini belum terlalu menggembirakan. “Tapi harus dipahami, bahwa ukuran keberhasilan program acara di layar TVRI memang tidak hanya diukur dari banyaknya penonton berdasarkan Rating Nielsen. Sebab, sebagai TV Publik, TVRI bersifat tidak full komersial dan harus mengedepankan fungsi kepublikannya dengan menampilkan tayangan yang independen, inspiratif, cerdas, dan mendidik,” tuturnya.

Namun, Adam meyakini bahwa TVRI secara bertahap sudah mulai menunjukkan perubahan citra yang positif di mata publik. “Sekarang, publik mulai melihat bahwa tayangan TVRI, baik secara kualitas konten maupun secara kualitas teknik, semakin membaik. Terbukti, slot channel digital yang disiarkan TVRI, yang saat ini baru bisa diterima di 10 ibukota propinsi dan live streaming di internet, mulai menunjukkan pertumbuhan penonton yang cukup signifikan,” tutupnya.

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)