Strategi Elzatta demi Bangkit dari Pandemi

Pandemi Covid-19 telah membuat industri fashion melesu, termasuk industri fashion muslim di Indonesia. Hal inilah yang dirasakan oleh Elzatta hijab, salah satu brand lokal muslim yang menjadi pionir di dunia fashion Muslim Tanah Air. Dikatakan Founder Elidawati Ali Oemar, “Penurunan penjualan yang kami rasakan pada masa pandemi bisa mencapai 70%. Ini memang sangat berat.”

Kendati demikian, Elzatta tidak berdiam diri. Sejumlah upaya dilakukan Elzatta untuk bangkit demi mengembalikan kinerjanya. Antara lain dengan merilis koleksi khusus, Scarf Nusantara. Sesuai judulnya, scarf ini mengangkat tema 38 kota di Indonesia.

“Masa pandemi membuat kita tidak bisa travelling seperti biasa. Kemunculan scarf ini diharapkan bisa menjadi penghibur kerinduan akan travelling. Setelah ini, kami akan mengeluarkan batch kedua yang mengangkat kota-kota lainnya,” ungkap Tika Mulya, Vice President Elzatta.

Strategi lainnya, Elzatta membuka Galeri Elzatta di Medan pada 14 Februari 2021 lalu. Langkah ini sebagai penanda kembalinya semangat belanja offline. Pembukaan ini juga akan diikuti dengan re-opening toko-toko Elzatta di kota lain, termasuk di Bandung. “Kami memperbarui tampilan toko Elzatta dengan tampilan lebih segar. Kami ingin membuat konsumen kembali bersemangat berbelanja offline,” tutur Elidawati.

Pada program re-opening ini, Elzatta juga menggelar kegiatan sosial donasi busana dari Elzatta dengan total target donasi senilai Rp 1 miliar. “Ketika membuka toko di sebuah kota, kami juga ingin berbagi dengan masyarakat sekitar. Kami datang inshaAllah membawa manfaat bagi semua,” ucapnya.

Strategi lainnya, Elzatta juga menggelar program consumer promo dengan diskon yang menarik. Antara lain, program Elzatta Sale 2.2 dengan menawarkan diskon hingga 96%.

Selanjutnya, menyambut Ramadan dan Lebaran, Elzatta juga telah menyiapkan koleksi sarimbit dengan motif apik yang terinspirasi dari kekayaan motif lokal. “Melalui setiap koleksi Elzatta, kami ingin menekankan pentingnya local pride. Betapa kita begitu kaya akan budaya namun tetap harmoni membentuk kesatuan yang indah,” pungkas Tika.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)