Sejak tahun 2014, pasar lemari es atau refrigerator di Indonesia terus melamban. Merujuk data GFK, jika tahun 2013 total pasar lemari es di Tanah Air masih di angka 4,52 juta unit, maka tahun 2014 jumlahnya menurun menjadi 3,69 juta unit. Tahun 2015 dan 2016, jumlahnya lagi-lagi merosot, menjadi 3,59 juta unit di 2015 dan 3,25 juta unit di 2016.
Menariknya, meski pasar refrigerator tampak melamban, namun merek Sharp masih stabil. Jika tahun 2014 dan 2015 market share lemari es Sharp masih stabil di angka 20,5%, maka tahun 2016 ini pangsa pasar lemari es Sharp tumbuh menjadi 24,2%. Alhasil, Sharp pun berhasil menjadi pemimpin pasar di kategori lemari es. Tahun 2017 nanti, Sharp pun mematok pangsa pasar 30% terhadap total pasar lemari es di Indonesia.
Diakui Herdiana Anita Pisceria, Product Planning General Manager PT Sharp Electronics Indonesia, dalam kurun waktu tersebut—2004 hingga sekarang—pasar lemari es di Tanah Air sangat dipengaruhi oleh kategori lemari es dua pintu. “Sebelumnya, lemari es satu pintu selalu bertumbuh. Namun, sejak tahun 2014, pasarnya terus menurun. Sebaliknya, kategori lemari es dua pintu terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan kelas menengah dan naiknya income per kapapita. Selain itu, harga lemari es dua pintu pun mulai terjangkau, sehingga untuk mereka yang entry level atau mereka yang baru pertama kali membeli lemari es, bisa langsung membeli lemari es dua pintu,” papar Herdiana.
Merujuk data GFK, kontribusi lemari es satu pintu di Indonesia pada tahun 2014 sudah mencapai 63,3%. Namun, tahun 2015 dan 2016, jumlahnya turun menjadi 62,% di 2015 dan 57,4% di 2016. Bandingkan dengan kategori dua pintu yang terus melonjak. Di 2014, kontribusi kulkas dua pintu mencapai 35,2%. Berikutnya, 2015 dan 2016, kontribusinya naik menjadi 36,3% di 2015 dan 41,2% di 2016. Tahun 2017, kontribusi lemari es dua pintu akan tembus menjadi 43,5%, sedangkan lemari es satu pintu masih turun menjadi 55%.
Bagaiman dengan Sharp? Dijawab Herdiana, tahun 2015, market share lemari es satu pintu Sharp mengalami penurunan, dari 23,2% di 2014 menjadi 20,2% di 2015. “Namun, pada tahun 2016, kami sanggup tumbuh menjadi 21,5% dengan total 1,8 juta unit. Tahun 2017 mendatang, kami targetkan market share lemari es satu pintu Sharp bisa mencapai 28%,” patoknya optimis.
Sementara itu, di kategori lemari es dua pintu, Sharp mulai menunjukkan pertumbuhan positif sejak 2015. Dari market share 16,1% di 2014 menjadi 21,3% di 2015. “Tahun 2016, market share kami di lemari es dua pintu meningkat menjadi 28,3% dengan total penjualan 1,33 juta unit. Tahun 2017, kami menargetkan perolehan 33% pangsa pasar di kategori lemari es dua pintu,” target Herdiana.
Diakuinya, kenaikan penjualan lemari es yang sangat signifikan di tahun 2016—sementara pasarnya sendiri mengalami penurunan—tak lepas dari penerimaan positif dari pasar Indonesia terhadap lemari es Kirei maupun Shine. Oleh karena itu, untuk mencapai target pangsa pasar 30% di tahun 2017 mendatang, Sharp meluncurkan tiga model lemari es terbarunya, hari ini (14/12), di Jakarta. Ketiganya adalah seri Kirei II untuk satu pintu maupun dua pintu, Shine Double Freezer, dan Shine Glass Door.
“Lemari es Kirei II menawarkan konsep baru kepada konsumen di Indonesia. Yakni, dengan menghadirkan ornamen bunga unik, yang terinspirasi dari bunga buah Mengkudu atau Morinda Citrifolia sebagai tanaman khas Indonesia,” ujar Herdiana, yang menyebutkan bahwa Kirei memang hanya diproduksi untuk pasar di Indonesia.
Selain motif atau ornamen bunga, dituturkan Herdiana, Kirei II satu pintu menawarkan freezer room yang mampu lebih cepat dalam membuat es. Sedangkan Kirei II dua pintu, menawarkan ruang penyimpanan yang lebih besar dan luas. Keduanya juga dilengkapi dengan penggunaan listrik bertegangan rendah, yakni 135 V hingga 240 V. Soal harga, lemari es Kirei II satu pintu dibandrol dengan harga Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Adapun lemari es Kirei II dua pintu dibandrol dengan harga Rp 2,9 juta hingga Rp 3,5 juta.
Selain Kirei II, pada kesempatan itu, Sharp juga memperkenalkan jajaran lemari es baru lainnya, yakni Shine Double Freezer yang dibandrol dengan harga Rp 2,2 juta. Adapun model ketiga adalah Shine Glass Door , yang dibandrol dengan harga Rp 3,3 juta hingga Rp 3,5 juta. “Dengan peluncuran tiga model ini, target kami bisa mencapai penjualan 20 ribu unit per bulan untuk Kirei II satu pintu, 10 ribu unit per bulan untuk Kirei II dua pintu, 7.500 unit per bulan untuk Shine dua pintu, dan 1.000 unit per bulan untuk Shine satu pintu. Tiga model ini kami persiapkan juga untuk menyambut Lebaran tahun depan yang biasanya diikuti meningkatnya pembelian lemari es,” tutup Herdiana.