Persaingan di pasar TV berbayar atau pay TV tercatat makin kompetitif. Meskipun penetrasinya di Indonesia masih terhitung rendah, yakni baru di angka 10,7%, namun selalu ada pemain baru yang hadir. Sementara itu, sejumlah merek incumbent juga kian agresif menggarap pasar TV berbayar yang terus tumbuh, seiring dengan bertumbuhnya segmen middle class.
First Media milik Lippo Group misalnya, tercatat sebagai salah satu merek incumbent yang agresif menggarap pasar pay TV di Indonesia. Bahkan, tahun 2016 lalu, First Media telah meluncurkan lima produk yang inovatif demi menjawab tren pasar sekaligus kebutuhan pelanggan. Adalah Customer Driven menjadi kunci penting keberhasilan First Media, yang tiap tahunnya senantiasa bertumbuh 15-20%.
Seperti apa strategi Customer Driven yang diusung First Media? Simak wawancara eksklusif jurnalis Majalah MIX, Dwi Wulandari, dengan Meena Kumari Adnani sebagai Content and Marketing Director LinkNet—perusahaan yang menaungi First Media.
Meena Kumari Adnani, Content and Marketing Director LinkNet
Bagaimana industri pay TV di Indonesia?
Industri pay TV di Indonesia sangat menarik. Pie-nya sangat besar. Namun, pay TV penetrasi belum tinggi. Berdasarkan data MPA tahun 2015, penetrasi pay TV di Indonesia baru sekitar 10,7%, sedangkan penetrasi broadband baru mencapai 7,7%. Namun, potensial pertumbuhan pasar pay TV tercatat tinggi, ketika segmen kelas menengah di Indonesia juga bertumbuh.
Oleh karena itu, dalam tiga-empat tahun terakhir, perkembangannya sangat menarik. Awal-awalnya banyak kompetitor yang masuk ke industri ini, tapi akhirnya, sekarang sudah hilang atau tidak ada. Bisa jadi mereka under estimate dalam mengembangkan pasar pay TV di Indonesia, namun bisa juga karena komitmen dari grup perusahaannya.
Sementara itu, Lippo, sangat komit. Sebagai grup Lippo, kami juga didukung oleh infrastruktur, karena sangat banyak dan saling dukung satu sama lainnya. First Media sebagai bagian dari Lippo Group sudah berusia lebih dari 20 tahun. Kami pun telah memperluas value kepada kustomer dengan dukungan Lippo group.
Bagaimana Tren pay TV?
Saat ini, trennya OTT atau TV on The Go. Terutama, anak-anak muda. Mereka nonton TV tidak lagi di layar besar, karena mereka memilih nonton di lap top atau gadget lainnya. Selain itu, saat ini, konsumen tidak hanya cari channel, tetapi juga broadband atau jaringan internet. Oleh karena itu, kami juga harus mampu mengikuti tren tersebut. Kami juga harus mampu menawarkan layanan TV on The Go, serta paket Pay TV plus broadband.
Terbukti, dari total pelanggan First Media yang mencapai lebih dari satu juta, 95%-nya adalah pelanggan keduanya, yakni pay TV dan broadband. Paket pay TV plus broadband yang kami tawarkan sangat memenuhi kebutuhan kustomer. Sebab, ketika di rumah, orangtua tentu menontonnya di TV, namun anak-anak memilih menontonya via internet. Tren seperti itu sudah kami baca sejak awal kami hadir. Untuk itu, paket Combo ini (pay TV plus broadband) sudah kami hadirkan sejak belasan tahun lalu.
Bagaimana cara First Media menjawab tren tersebut?
Kami selalu menerapkan prinsip customer focus atau customer driven. Artinya, apa yang kami hadirkan berdasarkan kebutuhan kustomer. Misalnya, saat ini kami sudah memiliki lebih dari 150 total channel, 68 channel HD, dan 2 channel 4K. Selain itu, tahun 2016 lalu, setidaknya ada lima inovasi yang kami hadirkan guna menjawab kebutuhan kustomer. Selain
Pertama adalah FirstMediaX, yang menawarkan experience menonton TV cable di jalan. Pengalaman menonton TV cable di jalan tersebut sama persis ketika mereka menonton TV cable di rumah lewat layar TV mereka. Kami sebutnya TV Anywhere. Sebenarnya, FirstMediaX ini sudah diluncurkan dengan mana First Media Go. Namun, tahun lalu, kami re-launch dengan menjadi FirstMediaX. Bedanya, saat ini, FirstMediaX lebih canggih dengan menawarkan banyak value. Antara lain, kami juga menawarkan Bolt Bundle untuk menjawab kebutuhan mereka yang memerlukan broadband.
Kedua adalah MyFirstMedia Apps, yang merupakan aplikasi self...