Verstehen adalah pendekatan empati yang membantu pemasar memahami konsumen lebih dalam. Melalui perspektif mereka, merek dapat menciptakan pengalaman bermakna dan meningkatkan loyalitas jangka panjang.
.
.
Konsep Verstehen berasal dari sosiologi Jerman abad ke-19 yang dipelopori oleh Max Weber. Istilah ini mengacu pada pemahaman tindakan manusia dari sudut pandang pelakunya.
Dengan kata lain, memahami apa yang seseorang lakukan dengan masuk ke dalam "sepatu mereka," mencoba melihat dunia seperti yang mereka lihat. Hal ini bertujuan untuk memahami makna yang diberikan individu terhadap tindakan mereka dan lingkungannya.
Seperti doa penduduk asli Amerika yang berbunyi: “Great Spirit, grant that I may not criticize my neighbor until I have walked a mile in his moccasins,” konsep ini menekankan pentingnya menahan penilaian agar dapat terbuka terhadap pemahaman mendalam dan bermakna tentang orang lain.
Dalam dunia pemasaran, Verstehen menjadi pendekatan yang sangat relevan untuk memahami konsumen secara mendalam. Konsep ini mengajak pemasar untuk melihat dunia dari sudut pandang konsumen, memahami emosi, kebutuhan, dan motivasi yang mendasari perilaku mereka. Pendekatan ini menekankan pentingnya memasuki dunia subjektif konsumen, di mana makna yang mereka berikan pada produk, merek, atau pengalaman menjadi pusat perhatian.
Salah satu inti dari Verstehen adalah empati, yaitu kemampuan untuk merasakan dan memahami apa yang dirasakan konsumen dalam berbagai situasi. Dalam pemasaran, hal ini berarti memahami alasan mengapa konsumen memilih suatu produk, bukan hanya berdasarkan data angka, tetapi juga berdasarkan konteks emosional dan sosial mereka.
Misalnya, seseorang yang memilih sebuah mobil tidak hanya mempertimbangkan spesifikasinya, tetapi juga perasaan bangga atau status sosial yang diberikan oleh mobil tersebut. Dengan memahami aspek-aspek ini, pemasar dapat menciptakan pesan yang lebih relevan dan personal.
Dalam konteks pemasaran modern, banyak merek besar telah mengadopsi pendekatan ini untuk menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan konsumen. Contohnya adalah kampanye "Share a Coke" oleh Coca-Cola, di mana merek ini mengganti logo pada botol dengan nama individu.
Kampanye ini berakar pada pemahaman mendalam bahwa konsumen menghargai personalisasi dan hubungan emosional. Hasilnya, kampanye ini tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi juga memperkuat keterikatan emosional konsumen dengan merek.
Pendekatan Verstehen juga sering digunakan dalam riset pemasaran untuk menggali makna yang tidak terlihat dalam data kuantitatif. Penelitian etnografi, misalnya, memungkinkan pemasar untuk terlibat langsung dengan kehidupan konsumen mereka.
Di India, Unilever menggunakan metode ini untuk memahami...