Belum genap empat tahun Warunk UpNormal telah menjadi tempat nongkrong hits generasi millennials di sejumlah kota besar di Indonesia.Denganmenu andalan fast food khas Indonesia, yaitu sajian Indomie, nasi goreng, dan roti bakar, Warunk UpNormal berharap mengalahkan pamor gerai fast food asing di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Warunk UpNormal santer menjadi perbincangan di industri kuliner Tanah Air. Dikenal sebagai tempat nongkrong asik sambil mengkonsumsi fast food khas Indonesia, yaitu sajian mie instant Indomie, nasi goreng, atau roti bakar, saat ini Up Normal dipersepsi publik sebagai kelas premiumnya Warmindo (Warung Makan Indomie), warung tenda Indomie yang tersebar di pelosok Indonesia.
Warunk UpNormal adalah restoran dengan desain modern minimalis yang dilengkapi free WiFi dan menu andalan fast food Indonesia seperti aneka hidangan Indomie, nasi goreng, roti bakar, dan lainnya. Istimewanya, harga yang ditawarkan dari setiap menunya—Indomie, Roti Bakar, Susu Segar, dan Kopi—sangat pas di kantong anak-anak muda, yakni pada kisaran Rp 10 ribuan hingga Rp 20 ribuan.
Sejak diluncurkan pada Juni 2014 lalu di Bandung sampai saat ini, Warunk UpNormal sudah memiliki 65 gerai di seluruh Indonesia. Jumlah gerai tersebut ditargetkan terus bertambah setiap tahunnya. Menurut Sarita Sutedja, salah satu founder sekaligus Head Promotion Warunk UpNormal, sejak awal didirikan—oleh beberapa orang yang notabene aktivis komunitas Marketing Club, Warunk UpNormal memiliki visi menjadi brand kuliner lokal yang mampu bersaing dengan brand-brand dunia.
“Awalnya, para founder memiliki usaha di bidang konsultan bisnis. Kami memiliki planning untuk mencapai 'jumlah tertentu' di usia 40-an. Sayangnya, setelah dihitung, kami tidak bisa mencapai dengan usaha konsultan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk merambah industri kuliner,” jelas Sasa, demikian Sarita biasa disapa.
Sejatinya, Warunk UpNormal bukanlah brand pertama yang dibangunnya. Di bawah payung CRP Group (Citarasa Prima Group), Sasa dan tim yang kebetulan semunya memilik passion yang sangat kuat terhadap kuliner, masuk ke bisnis hospitality dengan mendirikan depot “Nasi Goreng Rempah Mafia” pada Oktober 2013. Setahun kemudian, pada Juni 2014, CRP mendirikan “Warunk UpNormal” di Bandung. Pada Desember 2015, CRP Group kembali meluncurkan brand kuliner ketiganya “Bakso Boedjangan” di Dipati Ukur-Bandung. Menyusul kemudian brand “Sambal Karmila” pada Oktober 2015 dan “Fish Wow Cheeseee” (FWC) pada November 2017.
“Saat ini, total gerai kuliner di bawah bendera CRP Group ada 117 outlet di seluruh Indonesia. Untuk Warunk UpNormal 65 outlet, Bakso Boedjangan 24 outlet, Nasi Goreng Rempah Mafia 17 outlet, Sambal Karmila 5 outlet, dan FWC 1 outlet. Saat ini, jumlah karyawan kami sekitar 2.500 yang mencakup outlet, office, dan pabrik,” paparnya.
Melakukan ekspansi bisnis di industri kuliner, diakui Sasa, bukan tanpa tantangan. Tantangan utama adalah begitu cepatnya trend berubah, apalagi dalam dua tahun terakhir ini. “Kemampuan adaptasi dan eksplorasi di bidang teknologi di kalangan target market kami, mau tidak mau membuat kami yang berada dalam company side harus mampu beradaptasi dan menaiki gelombang teknologi dan informasi tersebut. Termasuk, berusaha mengimplementasikan trend-trend yang ada ke dalam strategi dan komunikasi yang dibuat,” urainya tentang perkembangan kanal komunikasi yang digunakan oleh konsumen yang berdampak kepada strategi komunikasi brand yang dikembangkan CRP.
Hal paling sulit berikutnya, lanjut Sasa, adalah sulitnya menjaga standardisasi SOP (StandardOperatingProcedure) dan 'same sales store' di setiap outlet. “Untuk itu, kami mencoba melakukan banyak terobosan dalam membangun sistem, infrastruktur, dan juga marketing strategi yang bisa membawa dampak positif bagi kontinuiti bisnis,” ucapnya.
Dari sederet merek kuliner yang berada di bawah payung CRP Group, Warunk UpNormal merupakan brand yang terlihat paling ekspansif dan signifikan pertumbuhannya. Bahkan, gaungnya pun paling santer terdengar. Warunk UpNormal memang memiliki jumlah outlet terbanyak dari semua brand yang dimiliki CRP Group. Selain itu, Warunk UpNormal membidik target market segmen millennial yang notabene merupakan segmen terbesar dalam struktur demografi Indonesia saat ini. “Itu sebabnya, dari sisi viral, UpNormal terlihat lebih cepat dan luas,” tandasnya.
Warunk UpNormal, lanjut Sasa, dihadirkan untuk memberikan alternatif tempat untuk melewatkan kebersaamaan bersama sahabat, teman, dan keluarga, dengan konsep makanan minuman yang baik, harga yang masuk akal, dan ambience yang nyaman. “Jadi, yang kami lakukan hanya menangkap kebutuhan yang memang sudah ada di kalangan millennial dan menerjemahkannya ke dalam bentuk brand value dan lokasi atau ambience yang tepat,” tuturnya.
Demi mewujudkan misi perusahaan menjadi local food chain...