Warunk UpNormal, the Rising Star Indonesia Retail Outlet

Demi mewujudkan misi perusahaan menjadi local food chain yang mampu menghadirkan kebahagiaan konsumen melalui pengalaman menyantap makanan di setiap outlet (Bring happiness through eating experience), manajemen CRP Group senantiasa meng-update konsep kulinernya. Sasa mencontohkan bagaimana konsep desain dan ambience Warunk UpNormal sebenarnya memiliki perubahan seiring dengan berjalannya waktu.

“Kami selalu menyesuaikan konsep UpNormal untuk memberikan experience yang nyaman, asyik, instagramable, dan kekinian. Maklum, target market UpNormal adalah segmen millennial yang tentunya harus dipuaskan bukan hanya dari segi kebutuhan dasarnya saja, namun harus beyond yang dasar-dasar tadi. Sebenarnya, semua konsep bisnis selalu bisa berjalan asalkan selalu berusaha senantiasa menyesuaikan diri sejalan dengan perubahan-perubahan yang ada di target marketnya,” ia menerangkan.

Sasa pun meyakini kunci keberhasilan UpNormal menyentuh hati konsumen Indonesia adalah karean UpNormal mampu menangkap kebutuhan nongkrong dengan value yang baik, termasuk terus berubah menyesuaikan diri dengan apa yang diinginkan konsumen.

Ekspansi gerai yang sangat cepat dalam dua tahun terakhir ini, akhirnya menciptakan isu bahwa UpNormal telah “dibeli” oleh raksasa produsen mie instant Indofood. Lantas, bagaimana manajemen CRP Group menjawab isu tersebut? “Hubungan kerja sama group kami dengan Indofood bisa dibilang cukup strategis. Kami dibantu dalam hal penyediaan distribusi dan logistik untuk beberapa item produk yang dimiliki Indofood, yang memang kami gunakan sebagai bahan baku di dalam perusahaan kami. Misalnya, Indomie yang menjadi bahan baku utama di semua UpNormal.”

Ditambahkan Sasa, UpNormal memang menawarkan pengalaman menyantap semangkok Indomie dengan ambience yang berbeda dari Warmindo yang ada. “Entry point kami memang lewat warung Indomie. Akan tetapi, yang kami target adalah bagaimana brand kami mampu disejajarkan dengan brand-brand global yang ada di Indonesia, untuk kemudian suatu saat nanti kami bisa mulai ekspansi ke luar dari Indonesia. Tentu saja, tetap dengan brand lokal Indonesia yang kami bawa, karena kami sangat bangga menjadi Indonesia, karena #IndonesiaKeren dan selalu keren,” ungkapnya optimistis.

Sukses dengan menu Indomie-nya, Sasa pun menargetkan ke depannya menjadikan UpNormal sebagai brand nasional yang akan membawa nama Indonesia melalui produk kopinya. Lantaran, produk kopi juga akan ditargetkan sebagai menu andalan dari UpNormal.

“Seperti yang sudah saya singgung di awal, entry point kami memang masuk melalui warung Indomie, tapi produk yang saat ini juga sedang kami kembangkan dan kami perkuat backbone-nya adalah produk kopi. Pada Febuari 2018 ini, kami akan membukan roastery di Bandung, dengan keinginan untuk mendukung petani-petani kopi yang ada di Indonesia,” tandasnya.

Melalui brand UpNormal Roasters, CRP Group akan ikut bermain di industri kopi di Tanah Air. UpNormal akan mendukung para petani lokal Indonesia dengan mengangkat aneka cerita dari para petani kopi di Indonesia untuk dijadikan value dari produk-produk kopi UpNormal. “Selain itu, UpNormal Roasters juga akan kami dedikasikan untuk mendukung perkembangan industri kopi di Indonesia. Kami percaya bahwa produk-produk kopi di Indonesia dengan keunikan dan keragamannya, mampu untuk bersaing di lokal, bahkan internasional. Hanya saja, harus diangkat value-value-nya agar dunia tahu bahwa #IndonesiaKeren dan akan selalu keren,” tuturnya.

Berangkat dari pengalaman sukses membangun brand Warunk UpNormal, Sasa pun berbagi strategi agar brand dan bisnis dapat lebih sustain ke depannya. “Bicara bisnis, kami tidak hanya bicara bagaimana menghasilkan profit. Namun, indikator kesuksesan dapat diterjemahkan ke dalam lima aspek,” tukasnya.

Aspek pertama adalah Sales sebagai komponen awal utama yang harus ada. Kedua, Profit tentang perhitungan keuntungan yang harusnya telah diprediksi pada saat memulai usaha. Ketiga, BEP, yakni perhitungan balik modal yang juga sudah harus dihitung dan diprediksi, bahkan di-review terus menerus. Keempat, Growth, di mana setelah mencapai BEP (balik modal), tentunya next step-nya adalah bagaimana product life cycle terus bertumbuh dan dibutuhkan strategi baru lagi untuk mencapainya.

Terakhir adalah aspek Sustain. “Indikator utama kesuksesan, saya kira terletak di sustainability, dimana brand akan terus menerus ada walaupun founder-nya sudah tidak lagi ada di dalam company. Artinya, brand-nyalah yang memiliki value yang sangat besar dan terus menerus dicintai oleh konsumennya. Untuk itu, dibutuhkan fondasi-fondasi yang cukup kuat dalam hal sistem, culture, dan visi yang kuat di dalam organisasi yann dibangun. Selain tentunya infrastruktur yang juga harus sudah kuat,” tutupnya. *

Halaman Selanjutnya
Godo Tjahjono:...
Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)