Komitmen Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) dalam mengajak mahasiswanya selalu untuk berpikir inovatif kembali diwujudkan di tahun ini melalui dua program sekaligus, yakni Pameran Inovatif dan BSI Innovation Center 2019. Kedua program itu telah digelar oleh BSI Innovation Center (BIC) pada Maret ini di UBSI Kampus Cengkareng.
Dikatakan Ketua BIC yang juga Ketua HUT UBSI ke-31 Asep Sayfulloh, "Kegiatan ini juga menjadi salah satu rangkaian acara untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) UBSI ke-31. Kedua program ini menghadirkan produk-produk teknologi inovatif buatan mahasiswa UBSI dan STMIK Nusamandiri Jakarta."
Lebih lanjut ia menerangkan, objektif digelarnya program tersebut adalah untuk menumbuhkan pemikiran-pemikiran inovatif yang akan menciptakan karya-karya dan inovasi terbaik kepada seluruh mahasiswa yang menjadi peserta di kegiatan itu. “Tujuan BIC hadir salah satunya adalah sebagai pemicu dan memotivasi para mahasiswa menumbuhkan pemikiran-pemikiran inovatif dan mendukung mahasiswa UBSI dalam mewujudkan karya inovatifnya,” ucapnya.
Pada Pameran Inovatif terdapat 5 stand karya inovatif dari Fakultas Teknologi Informasi yang dipamerkan. Karya-karya tersebut di antaranya, Line Follower dari Mahasiswa UBSI Kampus Pemuda, prototipe Alat Deteksi Banjir, prototipe Alat Deteksi Jarak, dan prototipe Alat Deteksi Cahaya dari UBSI Kampus Cengkareng.
Sementara itu, BSI Innovation Center 2019 menampilakn empat finalis dari empat kelompok yang sudah mengirimkan karya inovasinya. Selanjutnya, mereka presentasikan di depan seluruh mahasiswa yang hadir. "Keempat kelompok ini masing-masing mendemokan karya mereka berupa Prototipe Sahabat Ibu Hamil, Trashld dari UBSI Cengkareng, Lafur dari UBSI BSD, dan Website APES donasi online dari STMIK Nusamandiri Warung Jati," ujarnya.
Naba Aji Notoseputro, Ketua Pengurus Yayasan BSI, mengimbuhkan bahwa kegiatan yang diselenggaraakan oleh BIC merupakan salah satu langkah awal wujud keseriusan UBSI dalam memperbaiki kualitas lulusan UBSI yang ditunjukan dengan karya-karya yang bermanfaat dan tentunya inovatif.
“Di era disruptif saat ini setiap orang memang dipaksa agar dapat berpikir inovatif tanpa terkecuali mahasiswa, untuk pengembangan akademik dan keilmuanya. Dengan demikian, dampak positif yang bisa diambil nantinya adalah menghasilkan karya inovatif yang dapat bermanfaat di mayarakat," tutup Naba.