Persoalannya adalah sebagian besar waktu dan sumber daya manajer cenderung berfokus pada perubahan hanya pada satu atau dua elemen model bisnis. Hanya sedikit perusahaan yang berpikir untuk mengubahnya sepenuhnya.
Pada tahun 1979, Profesor Sekolah Bisnis Harvard Michael Porter memperkenalkan kerangka lima strategi dalam bersaing. Inti dari perumusan strategi adalah bagaimana cara untuk mengatasi persaingan. Pemasar modern memiliki sejumlah alat untuk mendorong pertumbuhan di lingkungan kompetitif yang didukung oleh data untuk membuat keputusan — seperti penetapan harga, promosi, dan media. Tetapi ketika berbicara dengan pemasar tentang pertumbuhan, tidak ada tuas yang dikutip lebih sering daripada inovasi.
Masalahnya adalah, inovasi masih merupakan artefak mistik dari strategi dalam lingkungan kompetitif saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan berbasis teknologi internet dan perusahaan jejaring sosial yang mendirikan zona ekonomi.
Karakteristik utama dari zona ekonomi ini adalah perusahaan yang sukses seringkali merupakan operator platform, bukan pencipta konten. Perusahaan-perusahaan ini memanfaatkan teknologi canggih untuk menyediakan tempat pertukaran informasi, barang, layanan, dan dana yang lancar antara pembuat konten dan konsumen.
Ketika teknologi dan pesaing berubah, komponen yang membedakan satu perusahaan dari perusahaan lain juga berubah. Ada perkiraan bahwa ke depan, perbedaan harga suatu produk dengan lainnya menyusut. Karena perbedaan harga yang sempit, distribusi produk menjadi faktor pembeda yang penting dan pengecer mulai menekankan layanan klik, kumpulkan, bayar dan kirim.
Namun demikian, diakui atau tidak, setiap konsumen adalah unik dan berperilaku berbeda dari yang lain. Setiap orang membeli produk karena alasan tertentu atau alasannya sendiri. Menurut survei pelanggan, untuk barang kebutuhan sehari-hari, 55% pelanggan lebih memilih penjemputan di dalam toko daripada pengiriman ke rumah. Merespon fenomen tersebut, salah satu pengecer AS memulai program percontohan di mana produk makanan yang dipesan secara online dapat diambil di toko fisik.
Pengelola merek memang harus berbenah. Tugas pengelola merek merawat bisnis dan peduli dengan kebutuhan masyarakat. Tugas pertama dan terpenting dari manajer adalah melindungi dan membesarkan bisnis mereka. Masa gejolak seperti sekarang yang diakibatkan perkembangan teknologi, banyaknya gangguan, dan inovasi gencar mengusik, menggarisbawahi prinsip-prinsip tersebut.
Teknologi digital memiliki dampak besar pada ekonomi dunia. Digitalisasi memberikan banyak dorongan teknologi, dan jumlah perusahaan yang terus meningkat mengambil dorongan teknologi, menggabungkannya dengan tindakan ekonomi dan mengubahnya menjadi tarikan ekonomi dengan konsekuensi yang luar biasa bagi pasar dan industri yang ada.
Benarkah ritel fisik bakal mati. Ada yang berpendapat bahwa ritel bagaimanapun tidak akan mati. Hanya saja yang terjadi sekarang, ritel yang ada menjadi membosankan. Penutupan toko di negara-negara tertentu mencapai tertinggi sepanjang masa pada tahun 2017. Daftar merek ritel lama tutup terlalu lama untuk dicantumkan.
Yang sering diabaikan adalah kenyataan bahwa banyak ritel atau toko yang dibuka juga. Pada Januari 2019, di tingkat global, lebih dari 90 persen transaksi semua ritel masih dilakukan di toko fisik. Merek-merek ritel ikonik seperti Apple, Sephora dan Costco sukses, dan sebagian besar mengandalkan toko fisik.
Konsekuensinya adalah kelas-kelas pengecer baru bermunculan. Ada pengecer yang mulai online dan pindah ke fisik dan lainnya menggabungkan "fisik dan klik." Pengecer berusaha memahami bagaimana pola pengeluaran konsumen, dan bagaimana konsumen mencari, berbelanja, dan membeli kebutuhannya untuk merancang model ritel baru.
Apakah itu berarti, memiliki ruang pamer atau hanya memiliki kehadiran yang kuat dalam e-commerce, pengecer menemukan kembali cara mereka melakukan bisni. Sederhananya, toko yang berkinerja baik menawarkan pengalaman pelanggan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Menurut Chairal Tanjung, Komisaris PT Trans Corp, pada masa sekarang sulit untuk melihat diferensiasi antara supermarket satu dengan yang lain. Untuk menciptakan diferensiasi, ritel Transmart mengusung konsep ritel 4 in 1, ada theme park, mini trans studio, varian restoran dan café, serta bioskop.
Disini Transmart sebagai supermarket tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat, melainkan harus dilengkapi dengan fasilitas gaya hidup lain. Yang menarik, konsep itu ditempelkan dengan hunian apartemen dan perkantoran, bahkan kampus seperti yang tengah dibangun di Bekasi.
Banyak anggapan bahwa konsumen akan mengunjungi toko fisik selama ada alasan baru dan menarik untuk dituju. Pengecer terkemuka memanfaatkan ruang fisik mereka untuk memaksimalkan pengalaman per kaki persegi dan interaksi nyata yang dimiliki pelanggan di sana. Singkatnya, pelanggan akan berbelanja di mana mereka menikmati pengalaman mereka, ini bisa di satu saluran atau kombinasi saluran.